Ini momentum bagi kita semua untuk meningkatkan produksi pertanian, guna menekan ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah.
Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) meluncurkan Ketahanan Pangan Bergerak Bersama (Ketapang Bergema) untuk meningkatkan hasil pertanian petani di Negeri Serumpun Sebalai itu.

"Ini momentum bagi kita semua untuk meningkatkan produksi pertanian, guna menekan ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Sugito saat meluncurkan Ketapang Bergema, di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan kegiatan peluncuran Ketapang Bergema ini merupakan rangkaian memperingati Hari Tani Nasional Tahun 2024 yang diinisiasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel dalam meningkatkan produksi pertanian di Negeri Serumpun Sebalai ini.

"Saat ini Babel masih mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, karena produksi pangan petani lokal yang masih terbatas untuk memenuhi konsumsi masyarakat di provinsi kepulauan ini," katanya.

Menurut dia, potensi pengembangan sektor pertanian pangan maupun komoditas-komoditas ekspor seperti lada putih dan karet di Kepulauan Babel sangat besar, karena memiliki desa yang banyak dibandingkan kelurahan.

"Babel memiliki 309 desa dan 34 kelurahan, sehingga jika terkait pengembangan pertanian tentunya keberadaan desa ini sangat strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di daerah ini," katanya.

Sementara itu, kebijakan nasional dalam mendorong pengembangan ketahanan pangan di desa ini tentunya didukung kebijakan pemerintah dalam penggunaan dana desa. Sebanyak 20 persen dari dana desa yang dialokasikan pemerintah diperuntukkan pengembangan ketahanan pangan desa.

"Mari kita refleksi apa yang telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah ini," katanya lagi.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel Edi Romdoni mengatakan sebanyak 80 persen kebutuhan pangan khususnya beras masyarakat di Babel masih dipasok dari Pulau Jawa dan Sumatera.

"Saat ini, petani kami baru mampu memenuhi 20 persen kebutuhan beras masyarakat, sementara sisanya dipasok dari luar daerah," katanya.
Baca juga: Pj Gubernur: Penataan tambang momentum Babel kembangkan pertanian
Baca juga: Kearifan lokal benteng pertanian dari serbuan tambang

Pewarta: Aprionis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024