Selain itu, tim juga akan meninjau progres pembangunan bank sampah induk yang juga dibangun dari bantuan pemerintah pusat senilai Rp800 jutaMataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dijadwalkan akan melakukan survei ke lokasi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo, Ampenan.
"Tim tersebut dijadwalkan turun pada Rabu (25/9), sekitar pukul 09:30 Wita. Informasi yang kami terima, dari Bandara Internasional Lombok, tim langsung menuju lokasi," kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa.
Menurutnya, tim dari Kementerian PUPR yang akan turun ke lokasi pembangunan TPST Kebon Talo sekitar 7-9 orang, tim itu akan memastikan kesiapan lahan untuk pembangunan TPST tahap pertama.
"Selain itu, tim juga akan meninjau progres pembangunan bank sampah induk yang juga dibangun dari bantuan pemerintah pusat senilai Rp800 juta," katanya.
Baca juga: DLH lakukan pendinginan di pembuangan sampah Pasirsembung
Untuk pembangunan TPST Kebon Talo tahap pertama, Pemerintah Kota Mataram mendapatkan anggaran sebesar Rp15 miliar dari total kebutuhan Rp96 miliar.
Dengan anggaran itu, kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan desain awal, namun tidak hanya sekadar membangun fisik saja melainkan juga ditargetkan untuk peralatan agar bisa dimanfaatkan langsung untuk mengolah sampah.
"Meskipun bangunan awal, tetapi dengan dana Rp15 miliar itu kami akan buat agar TPST bisa berproduksi atau mengolah sampah seperti TPST Sandubaya lama," katanya.
Lebih jauh Vidi mengatakan dalam konsepnya TPST Kebon Talo berkapasitas 120 ton yang akan dibangun di atas lahan seluas satu hektare lebih itu, menggunakan teknologi insinerator atau sistem pembakaran ramah lingkungan.
Teknologi insinerator merupakan salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan melalui pembakaran pada suhu tinggi.
Dengan teknologi insinerator yang akan diterapkan ini dapat mengubah panas dari hasil pembakaran yang sudah dirubah menjadi uap air dimanfaatkan untuk dikonversikan ke tenaga listrik.
Dengan demikian, hasil pengolahan sampah di TPST modern Sandubaya dengan TPST Kebon Talo nantinya akan berbeda.
"Kalau TPST Sandubaya hasil pengolahan sampah berbentuk padat seperti pakan maggot, dan batako, kalau di TPST Kebon Talo berupa uap cair atau listrik," katanya.
Baca juga: TPSA Bagendung Cilegon kembali terbakar
Baca juga: Kementerian PUPR ubah TPSA di Cianjur jadi tempat wisata
Pewarta: Nirkomala
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024