Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin mengatakan pemerintahnya sedang berupaya meredakan ketegangan di wilayah di tengah serangan udara Israel yang meluas di Lebanon dan serangan roket balasan Hizbullah telah meningkatkan kemungkinan perang besar.

"Tim Saya terus berhubungan dengan mitra-mitra mereka, dan kami berupaya meredakan eskalasi dengan cara yang memungkinkan orang-orang kembali ke rumah mereka dengan aman,” kata Biden saat menjamu Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Gedung Putih.

Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan setidaknya 274 orang, termasuk 21 anak-anak tewas dan 1.024 lainnya terluka, dalam serangan Israel di seluruh wilayah Lebanon sejak Senin pagi. Ribuan warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka demi keamanan.

"Serangan Israel adalah rencana yang bertujuan menghancurkan desa-desa dan kota-kota Lebanon serta menghapuskan semua ruang terbuka hijau,” kata Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati.

Sementara itu juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan militer dibolehkan menargetkan sejumlah desa-desa Lebanon yang berjarak 80 km dari perbatasan.

Secara terpisah, Hizbullah mengatakan bahwa pasukannya menembakkan puluhan roket ke Perusahaan Elektronik Rafael Israel, yang berada di utara Haifa, serta markas cadangan Korps Utara dan pangkalan logistik Formasi Galilea di kamp Ami'ad.

Ini merupakan kedua kalinya Hizbullah menyasar lokasi militer di Haifa, dimana sebelumnya kelompok itu menembakkan rudal ke kota itu pada Senin.

Ketegangan meningkat antara Hizbullah dan Israel menyusul serangan udara mematikan pada Jumat yang menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melukai puluhan orang di pinggiran kota Beirut.

Hizbullah mengonfirmasi bahwa 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan udara Israel tersebut.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.

Sumber: Anadolu
Baca juga: AS imbau warganya tinggalkan Lebanon, hindari potensi konflik
Baca juga: Lebanon Timur dan Selatan alami 80 kali digempur serangan udara Israel
Baca juga: Biden khawatir konflik meluas akibat ketegangan Israel-Hizbullah

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024