Mamasa (ANTARA) - Puluhan laki-laki dan perempuan yang mayoritas berusia lanjut tampak sedang mengantre menunggu giliran skrining untuk operasi katarak gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kondosapata, Desa Balla, Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Sebagian dari mereka duduk di bangku-bangku yang berjejer di dalam RSUD, sementara lainnya duduk di kursi-kursi di tenda yang disediakan di halaman RSUD.
Mereka merupakan warga Kabupaten Mamasa yang hendak memanfaatkan program Bakti Sosial Kementerian Sosial berupa operasi katarak gratis.
Selama ini, Kementerian Sosial konsisten telah melaksanakan sejumlah program bakti sosial di berbagai wilayah di Indonesia.
Harapan sembuh
Yuliana (60), perempuan lansia asal Kecamatan Tanduk Kalua, merupakan salah seorang pasien operasi katarak gratis. Ditemani menantunya, Paulus (41), Yuliana datang ke RSUD untuk bisa operasi katarak gratis.
Yuliana akhirnya bisa menjalani operasi katarak pada mata kanannya, usai dinyatakan lolos skrining.
Ia mengaku mendapatkan informasi mengenai operasi katarak gratis di RSUD Kondosapata dari informasi yang diberikan oleh Puskesmas Tanduk Kalua.
Tiga tahun menderita katarak membuatnya memberanikan diri untuk mendaftar operasi katarak gratis lewat puskesmas.
Pasalnya, katarak membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga karena pandangannya kabur.
Sepekan setelah mendaftar di puskesmas, Yuliana pun menjalani skrining dan dinyatakan memenuhi syarat untuk penapisan lanjutan di RSUD.
Yuliana yang awalnya merasa takut sebelum dioperasi, mengatakan bahwa tidak ada rasa sakit yang dirasakannya saat dioperasi.
Ia hanya berharap bisa segera sembuh dan penglihatannya membaik kembali.
Pasien lainnya adalah Saeppong (70), warga Kecamatan Sumarorong, yang usai menjalani operasi katarak pada mata kirinya.
Dia ditemani anak laki-lakinya, Maryanus (36), naik mobil ke RSUD. Keduanya memesan penginapan di dekat RSUD untuk memudahkan Saeppong memeriksakan kembali matanya sehari pascaoperasi dilaksanakan.
Biaya untuk penginapan dibantu oleh Camat Sumarorong. Saeppong mengatakan telah menderita katarak sejak 2019.
Pria itu sangat senang bisa mendapatkan kesempatan menjalani operasi katarak secara gratis. Dia pun mengaku tidak takut dalam menjalani operasi tersebut.
"Saya sepenuh hati (menjalani operasi ini)," kata Saeppong.
Menurutnya, ada rasa sakit saat dioperasi, namun masih dalam batas yang bisa ditoleransi.
Ia mengetahui digelarnya operasi katarak gratis dari puskesmas setempat sebulan silam.
Sementara Idris Parakai (63) merupakan pasien katarak dari Kecamatan Tabulahan, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari RSUD.
Idris bersama para penderita katarak dari Tabulahan menempuh 3 jam perjalanan ke RSUD.
Lokasi RSUD yang berada di pegunungan dengan jalan yang berkelok-kelok serta udara dingin tidak menyurutkan langkah Idris untuk bisa kembali melihat.
Mereka berangkat bersama-sama, ada 46 orang. Ada yang pulang lagi karena tidak lolos (skrining), ada pula yang tidak perlu operasi.
Ia mengaku sudah 3 tahun menderita katarak, dan makin menurun kemampuan penglihatannya akhir-akhir ini.
Akibatnya, Idris yang sehari-hari bekerja sebagai sopir, memutuskan untuk berhenti mengemudi dalam setahun belakangan dampak dari gangguan katarak.
Operasi katarak gratis ini merupakan bagian dari program Bakti Sosial yang digelar oleh Kementerian Sosial.
Dalam melaksanakan bakti sosial ini, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami).
Pekerja Sosial Ahli Madya pada Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial Dian Wulandari yang sekaligus sebagai penanggung jawab Bakti Sosial Operasi Katarak Kemensos mengatakan bahwa operasi katarak gratis ini berlangsung di RSUD Kondosapata sejak 23 hingga 25 September 2024 dengan tahapan skrining dan operasi.
Operasi katarak gratis ini menargetkan masyarakat penderita katarak di 17 kecamatan di Kabupaten Mamasa.
"Target kami itu sekitar 150 (pasien yang operasi katarak)," kata Dian.
Jumlah pasien katarak di Kabupaten Mamasa yang terjaring ada 300 orang. Namun yang lolos skrining di RSUD Kondosapata baru 95 orang dari target 150 orang.
Untuk menjalani prosedur operasi katarak, pasien harus menjalani skrining dulu, di antaranya pengecekan tekanan darah, gula darah, pemeriksaan mata, dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Saat menjalani skrining, banyak pasien katarak yang tidak bisa dioperasi karena beberapa hal, seperti kadar gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, maupun pasien mengidap penyakit lain yang berpotensi meningkatkan risiko komplikasi.
Akses layanan kesehatan mata
Kabupaten Mamasa dipilih untuk menjadi tempat digelar operasi katarak gratis karena belum adanya poli mata di kabupaten tersebut.
"Di sini tidak ada poli mata, tidak ada dokter spesialis mata, sehingga ketika mereka ada gangguan penglihatan, mereka harus ke Polewali, Makassar, ada juga yang ke Mamuju. Oleh karena itu, kami jadwalkan untuk bisa operasi (katarak) di sini agar masyarakat Kabupaten Mamasa bisa mendapatkan layanan operasi katarak gratis," kata Dian.
Dalam pelaksanaan operasi katarak gratis ini, Kementerian Sosial mengerahkan lima dokter spesialis mata dari Perdami Sulawesi Selatan.
Pelaksanaan program Bakti Sosial Kementerian Sosial ini tidak hanya meliputi operasi katarak gratis.
Terdapat delapan kegiatan lainnya, yakni Rumah Sejahtera Terpadu (RST), bebas pasung, pemberdayaan sosial, bantuan air bersih, bantuan atensi (asistensi rehabilitasi sosial) pemenuhan kebutuhan dasar, bantuan alat bantu disabilitas, pelayanan kesehatan jiwa dan fisioterapi, dan bantuan untuk komunitas adat terpencil (bantuan isian rumah serta bantuan usaha berupa bibit ternak babi), yang tujuannya selain membantu masyarakat kurang mampu di Mamasa, juga diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024