Kekurangan atau kekeliruan untuk suplai bahan baku (biji kakao) akan kami perbaiki. Kalau petani sendiri sudah kami berikan insentif,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengakui bahwa suplai biji kakao belum dapat memenuhi permintaan industri dalam negeri, sehingga Kementerian Perindustrian akan memperbaikinya agar industri ini semakin menggeliat.

"Kekurangan atau kekeliruan untuk suplai bahan baku (biji kakao) akan kami perbaiki. Kalau petani sendiri sudah kami berikan insentif," ujar Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat saat ditemui Antaranews di Jakarta, Rabu.

Menperin mengatakan, terjadinya masalah suplai biji kakao tersebut disebabkan oleh kurangnya ekspansi terhadap rekonstruksi lahan dan metode pertanian yang belum modern.

"Rekonstruksi lahannya kurang, metode pertaniannya juga belum modern. Saya sudah berbicara dengan asosiasi, bagaimana membuat ekstensifikasi lebih baik. Tapi harus mendapat persetujuan dari Kementerian Pertanian," kata Menperin.

Menurut Menperin, saat pemerintah mulai menggalakkan industri ini dengan melarang ekspor biji kakao, petani menghentikan ekspor dan bertemu dengan para investor untuk sepakat memenuhi kebutuhan industri.

Bahkan, lanjutnya, negara Malaysia yang biasanya mengijon biji kakao dari Indonesia dan membangun industrinya di dalam negeri, saat ini mulai berinvestasi di Indonesia.

"Malaysia investasi (kakao) di sini, dengan meminta kepada saya agar jangan diubah lagi peraturannya. Artinya, jangan dibolehkan lagi biji kakao diekspor. Jadi investasi sudah ada di Batam, Pulau Jawa dan sulawesi," kata Menperin.

Menperin mengatakan, akan memberikan bea keluar yang sangat tinggi untuk mencegah para petani yang ingin mengekspor biji kakao, sehingga permintaan industri dalam negeri dapat terpenuhi.

"Kalau ada yang ingin mengekspor kakao akan kami beri bea keluar yang sangat tinggi. Artinya, harus di suplai untuk industri. Tapi demandnya memang tinggi, padahal baru tiga tahun," ujar Menperin.(*)

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014