Semarang (ANTARA) - Sebanyak lima sekolah di Kota Semarang terpilih untuk mengikuti program OASIS Schoolyard guna memperkuat ketangguhan menghadapi tantangan perubahan iklim.

Program OASIS Schoolyard merupakan kolaborasi antara PT Global Dairi Alami (MilkLife), Resilient Cities Network (R-Cities), dan Pemerintah Kota Semarang.

Chief Resilience Officer sekaligus Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, M Luthfi Nugroho, di Semarang, Senin, menjelaskan bahwa tantangan perubahan iklim yang mendesak dihadapi adalah rob dan kenaikan suhu.

Menurut dia, program tersebut bertujuan menjadikan lingkungan sekolah sebagai “oase perkotaan” yang menyediakan ruang sehat dan aman bagi anak, memfasilitasi pembelajaran perubahan iklim yang menyenangkan, serta membangun budaya berkelanjutan di seluruh komunitas sekolah.

“Program OASIS Schoolyard selaras dengan prioritas strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang, di antaranya meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau dan bagaimana memperkuat edukasi serta keterlibatan masyarakat, khususnya di fasilitas pendidikan," katanya.

Kemudian, pertanian perkotaan (urban farming) juga menjadi salah satu inisiatif yang telah didorong sehingga RTH tak hanya memiliki fungsi ekologis dan estetis, melainkan juga sosiologis dan ekonomis.

"Ini adalah bagian penting dalam mewujudkan visi kota tangguh, yaitu kota yang mampu beradaptasi dan bangkit dari tantangan perubahan iklim,” tambah Nugroho saat pembukaan dan pelatihan awal program OASIS Schoolyard di SD Marsudirini Gedangan Semarang.

Sekolah yang terpilih mengikuti program itu yaitu SD 01 Gebangsari, SDN Kaligawe, SD Marsudirini Gedangan, MI Darul Ulum Ngaliyan, dan MI Mirfaul Ulum Kota Semarang yang akan menjalankan program selama enam bulan dari September 2024 hingga Februari 2025.

Program tersebut mencakup "assessment" iklim dan pengetahuan sekolah, pelatihan, serta pendampingan implementasi pendidikan perubahan iklim yang kontekstual, dan perancangan area luar sekolah melalui desain yang melibatkan seluruh warga sekolah.

"Kami bangga mendukung Program OASIS Schoolyard karena sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan generasi mendatang," kata Marketing Manager Milk Life Nugroho Santoso.

Ia mengatakan program tersebut menjadi esensial karena Semarang menghadapi tantangan perubahan iklim yang serius, seperti penurunan permukaan tanah tertinggi kedua di dunia hingga 8 centimeter per tahun akibat pengambilan air tanah dan pembangunan pesat.

Selain itu, suhu rata-rata kota di dunia meningkat 5-7 derajat Celsius dalam tiga tahun terakhir, menjadikannya salah satu kota terpanas di Indonesia.

"Kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan menjadi kunci dalam memperkuat ketangguhan iklim Semarang dan menghubungkan upaya lokal dengan gerakan global. Kota Semarang adalah salah satu dari dua kota anggota R-Cities di Indonesia dan telah menjadi mitra baik kami selama lebih dari satu dekade," kata Executive Director Resilience Cities Network Lauren Sorkin.

Program OASIS Schoolyard pertama kali diluncurkan di Paris pada 2023 di 10 sekolah dan kini telah diterapkan oleh 130 sekolah di Paris, dan inisiatif tersebut sedang diadaptasi di Asia, khususnya di Semarang dan Kota Quezon, Filipina.

"Kami berharap praktik baik dari program pilot ini dapat mengimbas ke daerah-daerah sekitarnya dan menginspirasi kota-kota global lainnya yang juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang serupa," kata Lauren.

Baca juga: Hutan Wakaf dinilai prospek strategis Indonesia jawab tantangan iklim
Baca juga: Empat kota di Indonesia isi daftar kota terpanas di Asia Tenggara pada Juni-Agustus

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024