Jakarta (ANTARA) - Kepala Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) Dr Siti Nurlaela menilai program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sangat berperan dalam meningkatkan kualitas gizi dan ketahanan sosial.

"Program P2L berbasis komunitas di perkotaan berperan dalam meningkatkan kualitas gizi keluarga serta ketahanan sosial, " ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Hal itu disampaikan Nurlaela dalam pertemuan Community of Practice (COP) Integrasi Efektif Aspek Gizi dalam Penyuluhan dan Pendampingan yang diselenggarakan secara daring beberapa waktu lalu.

P2L merupakan program yang diinisiasi oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan sekaligus memberikan nilai ekonomi, sosial dan lingkungan. Terdapat 4.500 P2L di 34 provinsi pada 2021.

P2L memiliki manfaat ekonomi yakni penghematan biaya rumah tangga, menambah pendapatan, peluang usaha dan lapangan kerja. Sosial yakni ketahanan dan peningkatan kualitas pangan, jejaring, kohesivitas, solidaritas dan gotong royong, serta lingkungan yakni pemanfaatan lahan terbatas, pengelolaan limbah organik, pengurangan emisi karbon, konservasi sumber daya.

"Tantangan P2L di wilayah perkotaan adalah keterbatasan lahan dan modal, dikerjakan sampingan, kurang kolaborasi, banyak polusi, kurang pengetahuan dan pelatihan dan keberlanjutan pengelolaan, terutama keterlibatan generasi muda, " jelas dia.

Selain itu perlu adanya kolaborasi perguruan tinggi melalui pembagian wilayah pengabdian dosen, yang dipadukan dengan kegiatan sosial mahasiswa, serta penelitian dan praktik mahasiswa dalam penyuluhan pertanian.

Untuk penerapan P2L di RTHP Yogyakarta diawali dengan identifikasi potensi lahan, edukasi dan sosialisasi ke masyarakat tentang stunting, gizi keluarga, pengelolaan sampah organik dan melibatkan mahasiswa dari Polbangtan Yoma UGM.

Chairperson Organisasi Penyuluhan Asia Tenggara atau Rural Advisory Services in Southeast Asia (RASSEA), Dr Siti Amanah, mengatakan integrasi aspek gizi dalam penyuluhan dalam sistem pertanian-pangan yang berkelanjutan sangat relevan dengan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Merupakan keharusan bagi setiap negara untuk memastikan eliminasi kemiskinan, nihil kelaparan, terjaminnya kesehatan, kesetaraan gender, pekerjaan yang layak, lingkungan yang lestari, sampai diwujudkannya kemitraan global yang saling mendukung. Begitu pula dengan penyuluhan, yang di dalamnya ada misi pemberdayaan, pengembangan kompetensi, penguatan organisasi, komunikasi inovasi, kerja sama multi pihak untuk kualitas hidup yang lebih baik secara berkesinambungan," terang Amanah.

P2L merupakan aksi positif yang dapat disebarkan dalam sistem sosial kemasyarakatan. P2L sangat strategis untuk mendukung ketahanan gizi, pangan dan juga aspek sosial ekonomi rumah tangga, tidak hanya di level lokal, namun juga nasional, bahkan global.

"Tentu ada tantangan dan peluang pengembangan mengenai P2L yang dapat dibahas dan diformulasikan sebagai bahan masukan kepada pihak terkait, " kata Amanah lagi.

Baca juga: Pemkot Madiun tambah keberadaan P2L guna wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Pemkot Batu canangkan P2L untuk wujudkan kemandirian pangan

Pewarta: Indriani
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024