Meningkatnya utang luar negeri itu dapat membuat stabilitas nilai tukar rupiah berkurang
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp11.512 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.490 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan koreksinya seiring dengan faktor politik yang belum dapat diprediksi terkait pemenang pemilu presiden mendatang," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa utang luar negeri sektor swasta Indonesia yang meningkat sekitar 8,7 persen dibandingkan kuartal I-2013 menambah sentimen negatif bagi nilai rupiah terhadap dolar AS.
"Meningkatnya utang luar negeri itu dapat membuat stabilitas nilai tukar rupiah berkurang," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, melemahnya dolar Australia akibat rendahnya kepercayaan konsumen dan bank sentral Australia yang menahan suku bunga acuannya dan terdepresiasinya mata uang euro menjelang pertemuan bank sentral Eropa turut membebani laju rupiah.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa rupiah yang kembali terdepresiasi merupakan salah satu langkah antisipasi pelaku pasar uang yang cenderung memegang dolar AS seraya mencermati kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan dari bakal calon presiden.
"Kebijakan bar sangat dinantikan pasar, apalagi pada 2015 mendatang akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014