Kami kesulitan untuk mendapatkan obat TBC dari puskesmas yang membawahi kawasan masyarakat Badui
Rangkasbitung (ANTARA) -
Sahabat Relawan Indonesia (SRI) siap mendatangkan obat Tuberkulosis atau TBC dari organisasi luar negeri untuk penyembuhan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak.

"Kami kesulitan untuk mendapatkan obat TBC dari puskesmas yang membawahi kawasan masyarakat Badui," kata Koordinator SRI Muhammad Arif saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Senin.

Lima anak warga Badui Dalam di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, yang positif TBC hingga kini kesulitan untuk mendapatkan obat TBC.

Pihaknya sudah dikonfirmasi Kepala Pelaksana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak untuk pengobatan bagi masyarakat Badui harus ke puskesmas setempat.

Baca juga: Dinkes: Kasus TBC di Lebak capai 3.030 orang dan 31 meninggal 

Kelima anak yang positif TBC, kata dia, telah dilakukan pemeriksaan awal September 2024, yang melibatkan IDI Serang serta 21 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Unjani Bandung. Namun, hingga kini kesulitan untuk mendapatkan pengobatan TBC di kawasan Badui.

Padahal, lanjut dia, obat TBC itu dibagikan secara gratis untuk diminum selama 6-9 bulan tanpa terputus.

Jika kesulitan untuk mendapatkan obat TBC, pihaknya siap mendatangkan dari organisasi luar negeri, seperti dari Qatar dan Perancis. Mereka, kata dia, siap mengirimkan bantuan obat TBC untuk kelima warga Badui itu, sebab hingga kini belum mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.

Baca juga: Tim Pengmas UI  periksa kesehatan cegah stunting masyarakat Badui

"Kami sudah wawancara sama kepala desa masyarakat Badui dan mereka membutuhkan obat TBC agar kondisinya tidak terpuruk sehingga bisa menimbulkan kematian," katanya.

Sementara itu Kepala Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Budi Mulyanto mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada petugas Puskesmas Cisimeut agar segera mengambil obat ke Dinkes di Rangkasbitung untuk pengobatan kelima anak Badui Dalam yang positif teridentifikasi TBC tersebut.

"Kami berharap keluarga dapat mengawasi mereka saat meminum obat agar tidak terputus minimal selama enam bulan," kata Budi.

Baca juga: Dinkes Lebak: 18 warga Badui jalani pengobatan TBC selama enam bulan

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024