Jakarta (ANTARA) -
Heteroseksual merupakan salah satu orientasi seksual yang paling umum di masyarakat. Secara sederhana, heteroseksual merujuk pada ketertarikan seksual, emosional, atau romantis seseorang kepada individu yang memiliki jenis kelamin atau gender yang berbeda. Orientasi ini sering kali dianggap sebagai norma dalam banyak budaya dan sistem sosial.

Heteroseksual mungkin merupakan istilah yang paling dikenal dibandingkan dengan identitas gender dan orientasi seksual lainnya. Di Indonesia, orientasi ini paling umum diterima secara sosial. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan heteroseksual? Berikut penjelasannya, mengutip dari berbagai sumber.

Baca juga: Pelecehan dan kekerasan seksual apa bedanya?
 
Apa itu Heteroseksual?
 
Para ahli mengatakan, heteroseksual dapat dilihat dari berbagai perspektif, baik biologis, psikologis, maupun sosiokultural. Dari sudut pandang biologis, orientasi ini sering dikaitkan dengan reproduksi, karena hubungan antara pria dan wanita secara biologis memungkinkan terjadinya keturunan.

Secara umum, heteroseksual artinya ketertarikan seksual terhadap lawan jenis, contoh pria tertarik kepada wanita dan sebaliknya.
 
Sementara dari perspektif psikologis dan sosial, heteroseksual seringkali dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, dan nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini. Dalam keseharian, banyak orang mungkin menyebut diri mereka heteroseksual tanpa memikirkan makna istilah tersebut secara mendalam.
 
Namun, orientasi seksual sebenarnya merupakan spektrum luas, di mana setiap individu memiliki pengalaman dan identitas yang berbeda. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa orientasi seksual tidak bersifat tetap, melainkan cenderung fleksibel, bergantung pada pengalaman dan perjalanan hidup seseorang.
 
Meskipun heteroseksual cukup umum, masih ada beberapa mitos dan kesalahpahaman terkait orientasi seksual ini. Banyak yang belum memahami bahwa seseorang yang mengidentifikasi sebagai transgender juga bisa berorientasi heteroseksual.

Baca juga: Heteroseksual faktor resiko tertinggi HIV/AIDS di Sulut
 
Istilah "transgender" merujuk pada identitas gender seseorang, bukan pada orientasi seksualnya. Transgender, seperti halnya cisgender orang yang identitas gendernya sesuai dengan jenis kelamin saat lahir dapat memiliki orientasi heteroseksual, homoseksual, panseksual, queer, aseksual, atau orientasi seksual lainnya.
 
Heteroseksual terkadang mengidentifikasi diri dengan orientasi seksual lain sepanjang hidup mereka. Banyak peneliti meyakini bahwa seksualitas adalah spektrum, dan orientasi dapat berubah seiring waktu.
 
Meskipun heteroseksual merupakan orientasi seksual yang paling umum, individu yang memilih orientasi lain juga dianggap "normal." Stigma bahwa hanya heteroseksual yang dianggap normal justru berbahaya. Setiap orang berhak mengidentifikasi diri dengan orientasi seksual yang mereka pilih, dan itu adalah hal yang wajar.
 
Meski heteroseksual sering dianggap "mainstream" dalam berbagai aspek kehidupan, pemahaman tentang orientasi seksual lainnya, seperti homoseksual, biseksual, dan aseksual, juga semakin meningkat seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang keberagaman identitas seksual.
 
Dengan memahami lebih dalam tentang heteroseksual dan orientasi seksual lainnya, masyarakat diharapkan dapat lebih terbuka terhadap keragaman dan mendorong terciptanya lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi semua kalangan.
 
Meski begitu, pemahaman terhadap mitos dan kesalahpahaman tentang heteroseksual bergantung pada pandangan individu masing-masing, yang utama adalah tetap menghormati keputusan setiap orang terkait gendernya. Beberapa poin berikut mungkin relevan, namun tetap dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat.
 

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024