Jakarta (ANTARA News) - Hasil temuan riset terbari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan elektabilitas pasangan capres/cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (JKW-JK) sebesar 35,42 persen atau unggul sementara dibanding pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang elektabilitasnya 22,5 persen.
Peneliti Senior LSI Ardian Sopa kepada pers di Jakarta, Selasa, elektabilitas itu berdasarkan pertanyaan kepada publik yaitu jika Pilpres diadakan hari ini. Dalam survei itu juga terdapat 41,83 persen publik yang belum menentukan pilihan.
Survei LSI dilakukan pada 1--9 Mei 2014 di 33 propinsi dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden adalah 2.400 orang, dan tingkat kesalahan sekitar 2 persen. Responden dipilih secara acak dan diwawancarai, dengan tatap muka. Survei dilengkapi dengan media analisis, FGD dan In Depth Interview. Survei nasional ini dibiayai sendiri oleh Lingkaran Survei Indonesia.
Ardian Sopa menjelaskan, dilihat dari segmen pemilih, pasangan Jokowi-JK juga unggul dari Prabowo-Hatta dari semua segmen pemilih, seperti segmen suku, kecuali suku Betawi. Dari segmen pendidikan dan pendapatan, Jokowi-JK pun unggul di hampir semua kategori, kecuali pada segmen pendidikan tinggi dan pendapatan Rp1 juta--Rp2 juta yang bersaing dengan pasangan Prabowo-Hatta.
Pada segmen pemilih partai, Jokowi-JK pun unggul di hampir semua pemilih partai kecuali pemilih Partai Gerindra, Hanura, dan PKPI. Kedua pasangan capres pun masih bersaing ketat di pemilih partai PKS dan PBB.
Jika melihat realita dukungan dan koalisi partai, pasangan Jokowi-JK memang kalah dalam dukungan elit dan partai politik dari pasangan Prabowo-Hatta, namun menang sementara dalam dukungan pemilih.
Dukungan koalisi Prabowo-Hatta yang terdiri dari partai Gerindra, PAN, PKS, PPP dan Golkar mencapai 48 persen. Dukungan koalisi Jokowi-JK yang terdiri dari PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura mencapai 40 persen.
Menurut Ardian, keuntungan besar buat Jokowi karena dukungan spontan dari masyarakat luas lebih besar padanya.
Survei LSI pun menanyakan tentang keinginan sukarela publik dalam membantu para pasangan capres. Hasilnya sebesar 68,5 persen publik menyatakan bahwa mereka ingin secara sukarela membantu pasangan Jokowi-JK. Hanya 15,3 persen publik yang menyatakan bahwa mereka akan secara sukarela membantu pasangan Prabowo-Hatta.
"Dukungan seperti ini yang dulu bisa membuat PDIP menang besar di Pemilu 1999, dan Capres SBY menang di Pilpres di 2004, walau didukung partai kecil," katanya.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014