Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mendorong industri makanan dan minuman di Indonesia untuk meningkatkan kualitas mereka demi mencapai pemenuhan penyediaan produsk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu.
"Industri makanan dan minum menduduki posisi strategis untuk itu, karenanya ada beberapa langkah peningkatan kualitas yang perlu ditempuh," kata Hidayat saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Plasa Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.
Sejumlah upaya yang bisa ditempuh untuk mendorong peningkatan kualitas ialah penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), Praktik Manufaktur Berkualitas (GMP), Analisa Kecelakaan dan Poin Pengendalian Keadaan Krisis (HACCP) serta Higienitas, Keamanan dan Sanitasi Makanan.
Selain itu perlu juga diterapkan Standar Pangan Internasional (CODEX Allimentarius) yang menjamin perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik, sejak pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, distribusi hingga perdagangannya.
Hidayat menyebutkan saat ini di tingkat global, Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam forum Codex Allimentarius Commission (CAC) yang bertujuan membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri.
Selain itu, di tengah proses persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, sektor pangan menjadi salah satu yang akan dipercepat pelaksanaannya.
Di sisi lain, secara signifikan sektor industri makanan, minuman dan tembakau memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional, termasuk nilai ekspor.
"Peranan signifikan dapat dilihat juga dari sumbangan nilai ekspor produk makanan dan minuman pada triwulan I 2014 yang mencapai 1,25 miliar dolar AS atau naik dibanding triwulan I 2013 yang mencapai 1,12 miliar dolar AS," katanya.
Lebih lanjut, Hidayat menyebutkan bahwa realisasi investasi di sektor industri makanan pada triwulan I 2014 mencapai Rp14,17 triliun, yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 777,9 juta dolar AS dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp4.836,1 miliar.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014