Washington (ANTARA News) - Hasil studi terkini menunjukkan bahwa orang tidak hanya memilih pasangan berdasarkan kesamaan latar belakang, tapi juga kesamaan deoxyribonucleic acid (DNA), molekul yang menyandikan perintah genetik pada seluruh organisme hidup.

Menurut para ilmuwan yang melaporkan hasil studi tentang kesamaan genetik dari pasangan yang menikah pada Senin (21/5), orang cenderung memilih pasangan dengan DNA yang sama.

Dalam studi itu, para peneliti memeriksa cetak biru genetik dari 825 pasangan menikah di Amerika Serikat dan menemukan preferensi signifikan pada pasangan dengan kesamaan DNA pada seluruh genom manusia.

Studi tersebut membandingkan hubungan dekat suami atau isteri yang memiliki kesamaan DNA dengan kecenderungan kuat orang untuk menikahi pasangan dengan tingkat pendidikan yang sama.

Para peneliti menemukan bahwa preferensi pada pasangan yang memiliki kesamaan genetik sekuat preferensi pasangan dengan pendidikan yang sama.

Sebanyak 1.650 orang yang dipelajari dalam studi adalah orang non-Hispanik, pria dan perempuan berkulit putih yang lahir antara tahun 1930an dan 1950an yang ambil bagian dalam studi lebih luas tentang kesehatan yang didanai pemerintah Amerika Serikat.

"Kami tahu bahwa orang-orang lebih menyukai pasangan dengan kesamaan genetik karena kami tahu orang cenderung berkencan dan menikah dengan orang dari ras dan kelompok etnik mereka. Kami bekerja keras untuk tidak hanya meniru fakta itu," kata peneliti Benjamin Domingue dari Institute of Behavioral Science di University of Colorado, yang memimpin studi itu.

"Kami menghilangkan variasi ras dan mencoba mengendalikan ragam etnis. Dan kami masih menemukan preferensi pada individu dengan genetik sama," tambah Domingue seperti dilansir kantor berita Reuters.

Para peneliti mengukur kesamaan genetik dengan membandingkan 1,7 juta blok bangunan DNA individu, yang disebut single nucleotide polymorphisms, pada peserta studi.

Mereka membandingkan susunan genetik pasangan yang menikah dengan orang berlawanan jenis yang secara acak dipilih dalam satu kelompok studi yang sama.

Namun Domingue juga mengatakan mekanisme aktual dari seseorang yang ditarik ke persamaan genetik orang lain mungkin rumit dan punya banyak segi.

Para peneliti mencatat bahwa orang biasanya memilih pasangan dengan latar belakang, karakteristik dan pendidikan yang sama, juga ras, agama, usia, pendapatan dan bentuk badan.

Kesamaan genetik bisa ditambahkan ke dalam daftar itu, kata mereka.

"Contohnya, orang jelas-jelas peduli dengan tinggi dalam memilih mitra. Orang tinggi menikahi orang tinggi lainnya, itu akan menghasilkan kesamaan genetik di antara pasangan. Tapi sulit untuk mengetahui apakah tinggi atau gen yang memicu keputusan ini," kata Domingue.

Para peneliti mengatakan akan menarik untuk melihat kesamaan hasil dengan studi yang lain yang melibatkan populasi lain dengan menambahkan ras, pasangan antar-ras, dan pasangan gay.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014