Istambul (ANTARA) - Majelis Umum PBB pada Minggu (22/9) dengan suara bulat mengadopsi Pact for the Future atau Pakta Masa Depan, bersama lampirannya, Global Digital Compact dan Declaration on Future Generations.

Pakta komprehensif ini bertujuan memperkuat tata kelola global dan mengatasi tantangan utama yang dihadapi umat manusia, termasuk pembangunan berkelanjutan, perdamaian internasional, inovasi teknologi, peran pemuda dan generasi mendatang, serta transformasi tata kelola global.

Pakta ini juga mengusulkan rencana aksi rinci untuk menangani berbagai tantangan tersebut.

Presiden Majelis Umum, Philemon Yang, menyambut baik pengadopsian ini sebagai "komitmen untuk mengatasi krisis saat ini" dan "membangun fondasi bagi tatanan global yang berkelanjutan, adil, dan damai."

Global Digital Compact menetapkan prinsip-prinsip untuk masa depan digital yang terbuka dan berpusat pada manusia, sedangkan Declaration on Future Generations menyerukan pengakuan atas hak-hak generasi mendatang dalam proses pengambilan keputusan.

Yang menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama multilateral dalam melaksanakan komitmen pakta ini, serta menggambarkan KTT Masa Depan sebagai "seruan untuk bertindak" dalam membentuk masa depan yang melindungi manusia dan planet ini.

Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan digelarnya KTT Masa Depan karena "tantangan abad ke-21 memerlukan solusi abad ke-21" dan "kita membutuhkan keputusan sulit untuk kembali ke jalur yang benar."

Menjelaskan bahwa dunia sedang menghadapi masa penuh gejolak dan transisi, Guterres menyatakan, "Kita tidak bisa menunggu kondisi yang sempurna."

"Kita harus mengambil langkah-langkah tegas pertama menuju pembaruan dan reformasi kerja sama internasional agar lebih terhubung, adil, dan inklusif sekarang, dan hari ini, berkat upaya Anda, kita telah melakukannya," kata Guterres.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jelang Sidang Umum, Sekjen PBB serukan reformasi lembaga global
Baca juga: AS dukung penambahan dua anggota tetap DK PBB untuk Afrika
Baca juga: China ajukan proposal reformasi Dewan Keamanan PBB


Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024