Titik Balik

Situasi di PON 2024 memperlihatkan adanya perubahan positif. Dipilihnya Pematang Siantar, sebuah kota yang dikenal memiliki tradisi tinju yang kuat, menjadi salah satu kunci perubahan tersebut. Berkat sejarah panjangnya dalam melahirkan petinju berbakat, kota ini tidak hanya menjadi tuan rumah yang ideal, tetapi juga menjadi titik balik dari perubahan.

Di sini, tinju Indonesia mulai menapaki jalur baru menuju arah yang lebih profesional dan menjunjung tinggi sportivitas.

Sejak awal kompetisi, pertandingan berlangsung dengan lebih tertib. Meskipun masih ada protes, tidak ada lagi insiden kekerasan fisik atau pelemparan kursi seperti pada PON-PON sebelumnya. Hal ini sekaligus mencerminkan kematangan para atlet dan penonton dalam menyikapi hasil pertandingan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Komaruddin Simanjuntak menjadi salah satu tokoh yang berperan besar dalam menjaga ketertiban tersebut.

Kehadirannya di arena, serta sikap tegasnya, menjadi faktor penting dalam menjaga suasana tetap kondusif.

Setiap kali situasi mulai memanas, Komaruddin yang merupakan putra kelahiran Pematang Siantar dengan sigap naik ke ring dan menenangkan suasana.

“Tidak ada lagi keributan, tidak ada lagi protes dengan cara-cara yang tidak terpuji. Ini kebanggaan saya,” ujar Komaruddin kepada ANTARA di sela laga final tinju PON 2024, Kamis (19/9) malam.

Komaruddin berharap PON 2024 bisa menjadi awal dari perubahan citra tinju Indonesia, menuju olahraga yang lebih profesional dan menjunjung sportivitas tinggi, sehingga dapat bersaing di tingkat internasional.

Dari segi penyelenggaraan, cabang olahraga tinju di PON 2024 juga layak mendapat apresiasi. Tanpa melebih-lebihkan, berkaca dari pengalaman sepanjang meliput pesta olahraga terbesar di Indonesia, memang kali ini pertandingan cabang olahraga tinju berbeda dengan PON-PON sebelumnya.

Meskipun sempat terjadi perubahan venue dari GOR Pematangsiantar ke Aula Universitas HKBP Nommensen karena alasan kelayakan gedung, hal ini tidak mengganggu jalannya pertandingan.

Semua berjalan lancar, dengan penerapan standar internasional.

Muhammad Arisa Putra Pohan, atau yang biasa disapa Boy Pohan, bertindak sebagai Technical Delegate cabang olahraga tinju di PON 2024.

Sebagai wasit tinju bintang tiga yang sudah berpengalaman di berbagai ajang internasional seperti Olimpiade Tokyo 2020 dan Paris 2024, Boy Pohan memastikan pertandingan pada pesta olahraga terbesar di Indonesia edisi ke-21 ini berlangsung adil dan transparan.

Penggunaan sistem penilaian digital, VAR, serta CCTV di empat sudut ring, menjadi upaya untuk menjamin keadilan dan menghindari keributan yang sering dipicu oleh ketidakpuasan terhadap penilaian juri.

Boy Pohan juga melibatkan wasit internasional dari Filipina dan Sri Lanka untuk berbagi ilmu dengan wasit lokal. Ia berharap PON 2024 ini bisa menjadi ajang pembelajaran bagi wasit-wasit lokal agar bisa berkembang dan bersaing di level internasional.


Halaman berikut: Dampak pada pembinaan petinju-petinju muda

Copyright © ANTARA 2024