PB Djarum 

Pelatih Jawa Tengah (Jateng) nomor ganda Lukman Hakim memaparkan rahasia lima emaa, tiga perak, dan dua perunggu di PON 2024 adalah karena motivasi tinggi para atletnya yang mayoritas berusia 17-18 tahun dari regulasi yang menggunakan usia di bawah 21 tahun.

Dua emas pada dua nomor pembuka, beregu putra dan beregu putri, menjadi bukti strategi dari Jateng menurunkan darah-darah muda itu berjalan ampuh.

Di final, beregu putra mereka mengalahkan DKI Jakarta 3-1, sedangkan beregu putri mengalahkan Jawa Barat dengan skor 3-0.

"Ya, mungkin anak-anak motivasinya tinggi ya. Karena kan pingin menunjukkan bahwa secara umur sama kontingen lain kan lebih muda," kata Lukman ketika ditemui ANTARA setelah pertandingan semifinal di GOR PBSI Sumut, Rabu (19/9) yang saat itu Jateng menyetorkan enam wakilnya pada lima nomor pada laga final.

Di balik itu semua, peran besar ada di klub besar Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum yang berada Kudus.

PB Djarum dan bulu tangkis adalah dua terminologi yang rasanya sulit dipisahkan satu sama lain. Betapa tidak, PB Djarum seperti tak pernah absen menyumbang pebulu tangkis handal di Indonesia.

PB Djarum membuktikan bahwa dengan pembinaan usia muda yang bagus setiap tahunnya, akan melahirkan atlet bulu tangkis prestasi yang mendunia.

Nama-nama seperti Liem Swie King, Debby Susanto, Haryanto Arbi, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, hingga Kevin Sanjaya adalah segelintir pebulu tangkis yang lahir dari rahim PB Djarum yang kemudian menjadi kebanggaan Merah Putih.

Para legenda itu, kata Lukman, lahir di PB Djarum dengan cara yang tidak mudah, melainkan karena pola latihannya yang sangat keras di Kompleks GOR Jati, komplek olahraga yang memiliki luas 29.450 m2, dengan belasan lapangan yang terbagi dari lapangan beralaskan kayu dan vinil atau karet sintesis.

Mereka digembleng latihan setiap hari kecuali hari Minggu untuk mengasah teknik, fisik, dan mental secara optimal. Satu harinya terdapat dua sesi latihan, teknik dan fisik, kecuali hari Rabu dan Sabtu yang hanya terdapat satu sesi. Di hari Minggu, para atlet dibebaskan untuk "me-refresh" fisik dan mentalnya.

Latihan keras ini juga membiasakan atlet mereka dengan tekanan. Kebiasaan mencapai target tinggi sudah dibiasakan sejak dini.

"Ya, kalau di Djarum kan udah terbiasa ya. Dengan pressure, tekanan. Itu dibiasakan dari latihannya tiap harinya. Anak-anak udah ditempa, udah terbiasa gitu," kata pria yang juga menjadi pelatih di PB Djarum usia 17-19 tahun tersebut.

Apalagi untuk para siswa PB Djarum yang sudah berusia 17-19 tahun juga diwajibkan untuk mengikuti delapan sampai sepuluh turnamen dengan berbagai level setiap tahunnya.

Ini akan menambah "matang" kemampuan atlet, sesuai fungsi kompetisi yang bertujuan untuk mengembangkan teknik, mengasah mental, dan menambah jam terbang pengalaman.

"Ya, kalau turnamen kan kita udah ada schedule-nya kan. Tiap tahun kita udah bisa lihat tuh. Schedule turnamen mana aja yang bisa diikuti, targetnya di mana, kan kita udah bisa lihat," jelas Lukman.

Ini yang tidak dimiliki oleh Jawa Barat. Iwan Arif Syahbana sebagai salah satu pelatih bulu tangkis di Jabar mengatakan Jateng menjadi juara umum di PON 2024 karena mereka diisi materi-materi yang lebih siap yang masih aktif berkompetisi.

"Mungkin Jateng lebih siap. Dari segi atlet-atletnya juga masih sangat aktif. Mereka masih ada di kejuaraan-kejuaraan, mereka usia taruna. Kita dewasa. Dari segi kualitas kita juga punya, tapi dari persiapan, mereka mungkin lebih," jelas Iwan.


Baca juga: Ardita/Titis sangat bangga raih medali emas sebagai orang asli Jateng
Baca juga: Hasil lengkap final bulu tangkis PON 2024: Jateng tambah tiga emas


Halaman berikut: Pola pikir yang terus dijaga

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024