New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), dan melemah terhadap yen Jepang di tengah prospek suram pertumbuhan global.

Serangkaian data ekonomi AS lemah yang dirilis baru-baru ini mendorong imbal hasil dari obligasi negara AS berjangka 10-tahun yang menjadi acuan, naik ke tertinggi enam bulan terakhir pada Kamis lalu (15/5), dan tingkat dolar/yen sangat sensitif terhadap pergerakan imbal hasil obligasi AS, lapor Xinhua.

Produksi industri AS turun 0,6 persen pada April setelah naik sekitar satu persen pada Februari dan Mare , Federal Reserve melaporkan pada Kamis lalu .

Selain itu, sentimen konsumen AS tak terduga jatuh pada Mei, dengan angka awal indeks sentimen konsumen dari Thomson Reuters/University of Michigan tercatat 81,8 dari angka akhir April 84,1, lebih rendah dari perkiraan pasar.

Data resmi Tiongkok juga menunjukkan investasi dan konsumsi negara itu pada April berada di bawah perkiraan pasar, sehingga mendorong permintaan untuk yen sebagai aset "safe haven".

Pekan lalu, pasar saham AS mencatat perdagangan yang maju-mundur, dengan saham unggulan (blue-chip) Dow dan S&P 500 memperbarui rekor dalam dua hari pertama minggu lalu sebelum mundur karena tekanan jual baru pada saham-saham berkapitalisasi kecil di tengah kekhawatiran "overvaluation".

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,3717 dolar dari 1,3697 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris turun menjadi 1,6819 dolar dari 1,6821 dolar. Dolar Australia merosot menjadi 0,9329 dolar dari 0,9365 dolar.

Dolar AS dibeli 101,32 yen Jepang, lebih rendah dari 101,52 yen pada sesi sebelumnya. Greenback bergerak turun menjadi 0,8918 franc Swiss dari 0,8920 franc Swiss dan naik menjadi 1,0871 dolar Kanada dari 1,0866 dolar Kanada.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014