Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan bahwa lebih dari 300 pekerja kesehatan telah ditangkap dan rumah-rumah sakit hancur atau tidak bisa beroperasi akibat agresi militer Israel itu.
Pengeboman Israel juga merusak 130 ambulans sehingga tidak bisa digunakan.
Pada Sabtu pagi, lima pekerja Kementerian Kesehatan tewas dalam serangan Israel terhadap fasilitas penyimpanan kementerian itu di Kota Rafah, Gaza selatan.
Abu Ramadan menyebut pengeboman terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis sebagai bagian dari "pola kekerasan yang lebih luas oleh pendudukan Israel."
Dia mendesak komunitas internasional dan organisasi-organisasi kesehatan untuk menekan Israel agar "segera menghentikan agresi, membuka perbatasan untuk pasokan medis, dan mengizinkan pasien kritis dan yang terluka mendapatkan pengobatan.”
Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus menyerang Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melakukan serangan lintas batas Oktober tahun lalu.
Hampir 41.400 warga Palestina, yang sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 95.700 warga lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Agresi Israel juga telah mengusir hampir seluruh penduduk di wilayah kantong Palestina itu dari tempat tinggal mereka di tengah blokade yang menimbulkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: WHO kutuk ulah Israel tembaki konvoi tim kesehatan PBB di Jalur Gaza
Baca juga: Kemenkes Gaza: Tenaga medis Palestina tewas di penjara Israel
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024