Seoul (ANTARA) - Menteri Kesehatan Korea Selatan Cho Kyoo-hong mengatakan pada Minggu (22/9) bahwa pemerintah bisa meninjau kembali rencana penambahan mahasiswa baru kedokteran pada 2026 jika komunitas medis menawarkan alternatif yang rasional.

"Untuk 2026, jika komunitas medis mengajukan alternatif yang masuk akal, kami bisa meninjau kembali jumlah penerimaan dengan perspektif baru," kata Cho dalam wawancara dengan KBS.

Dia mengatakan bahwa pemerintah telah mengusulkan penambahan 2.000 mahasiswa baru kedokteran, tetapi komunitas medis menyebut langkah itu "tidak ilmiah dan kurang bukti".

"Kami meminta pendapat mereka mengenai jumlah penerimaan (mahasiswa baru), yang seharusnya didasarkan pada ilmu pengetahuan dan memiliki dasar yang kuat," kata Cho.

Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol telah berjanji untuk menambah jumlah mahasiswa baru kedokteran sebanyak 2.000 per tahun selama lima tahun ke depan untuk mengatasi kekurangan dokter.

Pemerintah Korsel pada Juni lalu juga telah memfinalisasi penambahan kuota sekitar 1.500 mahasiswa untuk tahun depan.

Asosiasi Medis Korea telah meminta pemerintah membatalkan rencana penambahan jumlah mahasiswa baru kedokteran untuk 2025 dan 2026, dan membahas kemungkinan penyesuaian kuota untuk 2027 dan seterusnya.

Terkait usulan agar badan konsultasi dibentuk untuk menjembatani kepentingan politik dan kesehatan, Cho menegaskan bahwa pemerintah bersedia terlibat aktif dalam diskusi jika komunitas medis juga berpartisipasi.

Sebagian besar dokter magang telah melancarkan mogok sejak Februari lalu untuk memprotes rencana pemerintah menambah jumlah mahasiswa baru kedokteran secara drastis mulai tahun depan.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Pasien kanker ikut terdampak aksi mogok dokter di Korsel
Baca juga: Dokter militer pengganti di Korsel bebas dari tuntutan malapraktik


Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024