Bisnis MICE ini punya dampak ekonomi yang besar karena melibatkan banyak pelaku usaha di berbagai segmen, termasuk industri pendukungnya.

Jakarta (ANTARA) - Industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) diperkirakan semakin memainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata General Manager Jakarta Convention Center (GM JCC) Senayan Jakarta Edwin Sulaeman.

"Bisnis MICE ini punya dampak ekonomi yang besar karena melibatkan banyak pelaku usaha di berbagai segmen, termasuk industri pendukungnya,” ujar Edwin Sulaeman dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Peran penting Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan besarnya populasi produktif, katanya lagi, menjadi salah satu daya tarik pelaku usaha untuk terlibat di berbagai agenda MICE di dalam negeri.

Salah satu contohnya di JCC, yang merupakan inisiator sekaligus katalisator dalam industri MICE di tanah air, menurut dia, banyak event organizer (EO) dunia yang menggunakan tempat tersebut untuk menggelar agenda kegiatan mereka di Indonesia.

Beberapa kegiatan kelas dunia yang diselenggarakan di JCC dalam beberapa waktu terakhir, antara lain Inter Parliementary Union, Koelnmesse Pte Ltd, The Asia Pacific Coatings Show, Taiwan Expo, Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE), Homeland Security, dan masih banyak lainnya.

Edwin mengungkapkan, sepanjang 2023 terdapat 145 kontrak kerja sama dengan beragam acara, baik yang berskala nasional maupun multinasional termasuk diantaranya agenda pemerintah, BUMN maupun swasta.

"Dalam perjalanan bisnis MICE ini, sejumlah acara konser musik dan seni pertunjukan juga menjadi salah satu daya tarik utama pengunjung untuk datang ke JCC. Ada banyak keragaman pelaku bisnis dan industri yang memanfaatkan JCC sebagai tempat mereka untuk menjangkau pasar dan membangun kerjasama bisnis," ujarnya.

Menurut Edwin, sebagai pengelola MICE berskala internasional selama lebih dari 30 tahun, JCC telah membuktikan bahwa industri tersebut mampu menciptakan dampak ganda yang besar kepada sektor-sektor ekonomi lain.

Sebagai contoh tingkat hunian hotel di sekitar JCC mulai dari sepanjang Jalan Gatot Subroto, Senayan hingga ke Tanah Abang, Jakarta, selalu tinggi selama kegiatan berlangsung.

Berbagai ajang yang digelar, katanya pula, telah menumbuhkan banyak pelaku bisnis pendukung seperti EO, jasa sound system juga bisnis katering yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung, bahkan pendukung lainnya seperti transportasi.

Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), selama 2023 ada sekitar 138 pameran yang dilangsungkan dengan jumlah peserta mencapai 30.449 perusahaan atau institusi.

Adapun nilai transaksi dari pameran yang berlangsung tersebut mencapai lebih dari Rp100 triliun, naik dibandingkan 2022 yang sebesar Rp91,652 triliun.

Jika merujuk data Precedence Research di tahun 2022, nilai ekonomi yang dihasilkan oleh MICE di tahun 2024 bisa mencapai 998,59 miliar dolar Amerika Serikat (AS) secara global. Kawasan Asia Pasifik merupakan pangsa pasar MICE terbesar dengan porsi mencapai 44 persen. Porsi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Utara (30 persen), bahkan dari Eropa sekalipun yang hanya 20 persen.

"Kami yakin bisnis MICE akan mampu mendorong ekonomi terus bertumbuh, menciptakan usaha-usaha baru, baik yang berskala besar maupun UMKM serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru," katanya pula.
Baca juga: Kemenparekraf ungkap lima elemen penyelenggaraan MICE berkelanjutan
Baca juga: INCCA yakin Prabowo teruskan prestasi era Jokowi majukan industri MICE

Pewarta: Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024