Nairobi (ANTARA) - Teknologi kendaraan ramah lingkungan dari China mendorong penggunaan mobilitas listrik (e-mobility) di Afrika, ungkap para pakar pada Jumat (20/9).

Direktur Pelaksana Aliansi Mobilitas Listrik Afrika (Africa E-mobility Alliance) Warren Ondanje mengatakan di Nairobi, ibu kota Kenya, bahwa produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) China telah memosisikan diri sebagai mitra utama bagi perusahaan-perusahaan rintisan (startup) mobilitas listrik yang jumlahnya terus bertambah di benua tersebut.

"Perusahaan-perusahaan China memainkan peran penting dalam mempercepat penggunaan kendaraan listrik di Afrika," kata Ondanje dalam konferensi Pekan Mobilitas Listrik Afrika (Africa E-Mobility Week) 2024.

Acara yang berlangsung selama lima hari itu mempertemukan lebih dari 200 delegasi, termasuk perwakilan dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pejabat senior pemerintah, dan para inovator dari seluruh Afrika, untuk memperkuat kolaborasi dan memajukan gerakan mobilitas yang berkelanjutan di benua tersebut.
 
  Para peserta pameran China memamerkan inovasi dalam perangkat pengisian daya kendaraan listrik di Konferensi Africa E-Mobility Week di Nairobi, ibu kota Kenya, 18 September 2024. ANTARA/Xinhua/Charles Onyango/Xinhua.


Michael Muchiri, yang menjabat sebagai wakil engineer pengawas di Kementerian Jalan Raya dan Transportasi Kenya, mengatakan bahwa merek-merek EV China secara signifikan menarik minat konsumen Kenya yang sadar lingkungan berkat solusi transportasi bersih berkualitas tinggi yang mereka tawarkan dengan harga terjangkau.

Muchiri mengatakan bahwa operator taksi dan angkutan umum merangkul EV China karena biaya operasionalnya yang rendah, sehingga membuatnya lebih kompetitif dibandingkan dengan mobil konvensional berbahan bakar fosil.

Menurut Otoritas Regulator Energi dan Perminyakan Kenya, negara tersebut saat ini mencatat sekitar 5.000 EV, yang terdiri dari kendaraan roda dua, kendaraan roda tiga, kendaraan penumpang, dan kendaraan komersial.

Hilina Legesse, selaku presiden Asosiasi Mobilitas Listrik Addis Ababa, mengatakan bahwa melalui penyediaan kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau, EV China memfasilitasi penegakan larangan impor mobil berbahan bakar fosil di Ethiopia, yang telah mulai diberlakukan pada Januari tahun ini.

Legesse mengatakan bahwa sejumlah produsen EV China mendirikan pabrik perakitan lokal guna memenuhi permintaan moda transportasi ramah lingkungan yang terus meningkat.

Claire Liu, manajer penjualan di Chogori Technology, sebuah produsen aksesori EV asal China, mengatakan bahwa perusahaannya bermitra dengan perusahaan-perusahaan mobilitas listrik di Afrika guna memperluas akses dan keterjangkauan mobil bertenaga listrik di benua tersebut. 


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024