Bogor (ANTARA News) - Keberadaan Kebun Raya Bogor di jantung Kota Bogor, Jawa Barat, kian terancam seiring pesatnya pembangunan gedung-gedung hotel di sekeliling kota hujan tersebut.

"Pembangunan beton-beton (hotel-red) saat ini sudah tidak terkontrol, ini mengancam ketersediaan air tanah bagi Kebun Raya," ujar Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI, Dr Didik Widyatmoko M.Sc, dalam acara puncak peringatan HUT ke-197 Kebun Raya Bogor, di Kota Bogor, Senin.

Didik mengatakan, dampak kian banyaknya pembangunan hotel di Kota Bogor sudah kian terasa dengan mudahnya tanaman di Kebun Raya Bogor mengalami kekeringan.

"Coba saja liat, dua minggu saja kalau tidak hujan, tanaman mengering, kita harus menyediakan air luar biasa banyak untuk tetap menjaga kesuburan tanaman di Kebun Raya," ujar Didik.

Dikatakannya, kondisi demikian telah disampaikan pihak PKT Kebun Raya Bogor-LIPI kepada Wali Kota terpilih Bima Arya yang berencana akan menggelar rapat besar membahas ketersediaan air tanah di Kota Bogor.

Menurut Didik, Pemerintah Kota Bogor akan mengkaji sumber air di setiap hotel berasal dari mana dan akan mengatur penggunakan sumber air tanah bagi perhotelan.

Selain itu, lanjut Didik, PKT Kebun Raya Bogor-LIPI juga mengajukan penelitian terkait kondisi air tanah di sekeliling kebun raya dengan meminta bantuan Pusat Penelitian Geoteknologi Bandung.

"Situasi saat ini sangat mendesak, harus ada penelitian terkait kondisi air tanah di sekitar kebun raya. Harus didata hotel-hotel yang menggunakan sumber air dari mana. Diprediksikan semakin tidak terkontrolnya pembangunan hotel semakin tidak terkendalinya ketersediaan air," ujar Didik.

Didik menambahkan, harus ada komitmen yang komprehensif Pemerintah Daerah dalam melindungi keberadaan Kebun Raya Bogor. Karena keberadaan kebun yang sudah berusia 197 tahun tersebut memberikan kontribusi cukup banyak.

Menurut Didik, keberadaan Kebun Raya Bogor memberikan kontribusi pada jasa lingkungan, mengurangi polusi yang diserap oleh tumbuhan yanga da, menstabilkan iklim Bogor, menyerap polutan dan sumber air.

"Saat ini ada tiga mata air di dalam Kebun Raya Bogor, keberadaannya masih terjaga, dengan adanya Kebun Raya," ujar Didik.

Didik kembali menambahkan, pihaknya mendukung upaya Pemerintah Kota Bogor saat ini yang menginginkan Kota Bogor sebagai kota sejuta taman, selain dengan memperbanyak jumlah taman dan mengurangi jumlah angkot.

"Kita mendukung langkah Wali Kota Bogor saat ini, komitmenya untuk menjadikan Bogor Kota Taman. Juga akan mengurangi jumlah angkot ini menjadi penguatan revitalisasi Kebun Raya Bogor," ujar Didik.

(KR-LR/Z002)

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014