Kabupaten Deli Serdang (ANTARA) - Tim DKI Jakarta berhasil keluar sebagai juara umum di cabang olahraga atletik dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, dengan meraih 11 medali emas, enam perak, tiga perunggu, sehingga mengumpulkan total 20 medali.
Hasil itu didapat dari 47 nomor atau emas yang bisa diperebutkan dalam setiap pertandingan yang diselenggarakan di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sejak 12-19 September.
Berdasarkan data technical delegate, berada di peringkat kedua atau runner up, yakni tim atletik Jawa Barat (Jawa Barat).
Sang jawara umum PON XXI Aceh-Sumut 2024 atau pencetak hattrick juara umum PON itu, hanya terpaut dua emas dari DKI Jakarta dalam cabang olahraga atletik.
Jabar meraih total 24 medali, yang terdiri atas sembilan emas, delapan perak, tujuh perunggu.
Di urutan ketiga, tuan rumah Sumut seakan tidak ingin kehilangan muka dalam salah satu cabang olahraga paling tua di dunia itu.
Provinsi yang memiliki banyak ragam suku dan agama itu, berhasil mengumpulkan enam emas, empat perak, dua perunggu, sehingga total membukukan 12 medali.
Menguntit di posisi keempat, tim Jawa Timur (Jatim), mengunci empat emas, enam perak, delapan perunggu, dengan total 18 medali.
Sedangkan di posisi kelima, Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih hasil yang sama dengan Jatim, yakni empat emas.
Tetapi bila diadu, NTB kalah dalam perolehan total medali, karena hanya mengumpulkan tiga perak dan tiga perunggu, sehingga mencatatkan 10 medali.
Namun, di balik raihan emas dan total medali tersebut. Terselip sejumlah pencapaian luar biasa dari penyelenggaraan multi event olahraga empat tahunan itu.
Sebanyak delapan rekor nasional senior dan 19 rekor PON tercipta dari tangan, kaki, serta tekad kuat para atlet yang bertanding dalam rentang waktu delapan hari penyelenggaraan.
Dalam delapan rekor nasional yang berhasil terpecahkan, satu di antaranya melalui nomor lempar lembing putri yang sudah bertahan sejak 1 Juli 1987.
Atinna Nur Kamila Intan asal Jawa Tengah (Jateng) menjadi aktor yang memecahkan rekor milik Tatik Ratnaningsih.
Atinna berhasil melempar lembing sejauh 52,56 meter, sedangkan Tatik tercatat 51,76 meter. Bahkan, Atinna telah memperbarui rekor pribadinya yang tercipta pada PON XX Papua 2021, yakni 51,26 meter.
Kemudian, prestasi yang menakjubkan juga dilakukan oleh Nella Agustin. Atlet tuan rumah Sumatera Utara itu, menorehkan dua rekor nasional secara pribadi pada nomor 200 meter dan 400 meter gawang putri, sehingga menjadi satu-satunya yang memecahkan dua rekor nasional dalam edisi PON tahun ini.
Lebih menakjubkan rekor 200 meter itu justru dipecahkan dari milik Nella pribadi. Dia membukukan waktu 23,61 detik atau lebih cepat 0,02 dari sebelumnya yang tercatat 23,63 detik.
Pada 400 meter gawang, Nella berhasil mematahkan rekor milik Viera Hetari. Nella asal Sumut itu mencatatkan waktu 58,3 meter, sedangkan Viera membukukan 59,64 meter.
Sementara untuk rekor PON, bintang atletik andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri kembali membuat prestasi membanggakan.
Pelari asal NTB itu menorehkan waktu 10,19 detik dalam nomor 100 meter putra. Dia mengalahkan rekor PON yang sebelumnya dipegang Mardi Lestari, dengan catatan waktu 10,2 detik pada PON XII Jakarta 1989.
Tak puas sampai di situ, Zohri kembali memecahkan rekor milik Purnomo Muhammad Yudi dalam nomor 200 meter.
Zohri menorehkan waktu 20,86 detik, sedangkan Purnomo 20,98 detik yang juga tercipta pada edisi PON XII Jakarta.
Lalu, kembali lagi ke tuan rumah Sumut. Kali ini Muhammad Syahrial Bakti yang membanggakan masyarakat provinsi tersebut.
Dia memecahkan rekor PON milik seniornya di nomor tolak peluru putra, yakni Sukraj Singh.
Syahrial berhasil menolak sejauh 16,68 meter, sedangkan Sukraj mencatatkan 16,06 meter pada PON XV Jawa Timur 2000.
Baca juga: Odekta Elvinas sumbang emas marathon putri untuk DKI Jakarta
Baca juga: Tresna Puspita pecahkan rekor PON nomor lontar martil putri
Baca juga: Atletik - Halida Ulfa puas latihan kerasnya berbuah medali emas
Halaman Selanjutnya: Rekor PON Aceh-Sumut 2024
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024