Washington (ANTARA) - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pemberitahuan yang mengimbau warga AS untuk meninggalkan Lebanon, menyusul insiden terbaru di negara itu serta kemungkinan konflik yang tidak dapat diprediksi antara Israel dan Hizbullah.

"Karena konflik yang tidak dapat diprediksi antara Hizbullah dan Israel serta ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, termasuk Beirut, Kedutaan Besar AS mengimbau warga negara AS untuk meninggalkan Lebanon selagi pilihan komersial masih tersedia," kata Deplu.

Deplu AS memperingatkan bahwa beberapa penerbangan komersial luar negeri dari Lebanon telah dikurangi, dan kemungkinan tidak ada pesawat yang berangkat jika situasi memburuk. 

"Kedutaan Besar AS mungkin tidak dapat membantu warga negara AS yang memilih untuk tetap tinggal," kata Departemen Luar Negeri, memperingatkan.

Pada 17 September dan 18 September, peralatan komunikasi, termasuk penyeranta (pager) dan radio, meledak di berbagai wilayah di Lebanon.

Menurut data resmi, 37 orang tewas akibat rangkaian ledakan tersebut. Selain itu, lebih dari 3.000 orang terluka -- termasuk Duta Besar Iran untuk Lebanon Mojtaba Amani.

Belum diketahui apa yang menyebabkan ribuan perangkat itu meledak secara bersamaan.

Hizbullah, pemerintah Lebanon, dan Iran menyalahkan Israel atas insiden tersebut.

Namun, pihak berwenang Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut apa yang terjadi di Lebanon itu sebagai tindakan terorisme yang mengerikan dan upaya untuk memicu konflik besar.


Sputnik-OANA

Baca juga: Sejumlah negara keluarkan larangan bepergian ke Lebanon bagi warganya

Baca juga: Blinken serukan semua pihak tahan diri usai ledakan penyeranta


 

Serangan udara Israel tewaskan dua orang di Lebanon selatan

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024