Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah tipis menjadi Rp9.230/9.235 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu yang tercatat pada level Rp9.217/9.235 per dolar AS. "Turunnya rupiah terhadap dolar AS, karena pelaku pasar masih memburu mata uang asing itu, apalagi dolar AS di pasar global menguat terhadap yen, "kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Yusuf, di Jakarta, Senin. Menurut dia, aktifitas perdagangan belum ramai, karena hanya sebagian kecil pelaku lokal yang aktif bermain di pasar membeli dolar AS, sehingga mata uang asing itu menguat. `Kami memperkirakan dolar AS akan terus menguat hingga menembus level Rp9.300 per dolar AS, meski pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam itu cenderung melambat," katanya. Rupiah, lanjut Yusuf, mengalami tekanan pasar, setelah adanya kekhawatiran akan muncul pelarian modal ke Singapura, setelah negara itu menyatakan akan menghapus pajak dividen. Upaya Singapura itu diperkirakan untuk menarik investor asing untuk melakukan investasi di negara tersebut, ujarnya. Untuk itu pemerintah harus mencari jalan keluar mengatasi masalah tersebut agar investor asing yang telah melakukan investasi di dalam negeri tetap aman dan nyaman melakukan usaha di Indonesia, tambahnya. Mengenai yen, dia mengatakan yen tertekan pasar, setelah Survei Tankan Bank Sentral Jepang (BOJ) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar Jepang mengalami keuntungan dalam usaha dibanding tiga bulan sebelumnya. Akibatnya pasar saham regional mengalami kenaikan seperti indeks Nikkei, Jepang naik 0,22 persen, S*P/ASX 200 menguat 0,65 persen dan Indeks Kospi meningkat 0,01 persen, katanya. Namun sentimen positip itu belum mendorong yen naik bahkan terkoreksi seperti dolar AS terhadap yen menuat menjadi 118,36 dari sebelumnya 118,15, euro naik jadi 149,90 dari 149,50, ujarnya. Yusuf mengatakan pasar masih didominasi aksi beli dolar AS yang berlangsung sejak bulan lalu, sehingga dolar AS menguat hampir mendekati level Rp9.250 per dolar AS. Meski demikian peluang rupiah untuk kembali ke level Rp9.000 per dolar AS masih, melihat kinerja ekonomi Indonesia cukup bagus, apalagi pemerintah saat ini aktif membuat program infrastruktur yang diharapkan akan makin mendorong tumbuhnya ekonomi nasional, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006