Kualitas udara yang tidak sehat dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, bahkan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika
Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pagi masuk kategori tidak sehat dan menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.40 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) di Jakarta berada di angka 168 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus PM2.5 berada di angka 80 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: TransJakarta gandeng PT Pindad untuk percepat elektrifikasi armada

Kualitas udara yang tidak sehat dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, bahkan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Baca juga: Pangkostrad dan Pemprov DKI tanami pohon di lima lokasi lahan tidur

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Delhi, India di angka 174, urutan kedua Lahore, Pakistan di angka 168, urutan keempat Baghdad, Iraq di angka 165, dan urutan kelima London, Kerajaan Inggris di angka 159.

Sebelumnya untuk memantau kualitas udara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platform terintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan.

Data yang diperoleh dari SPKU itu ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Baca juga: BRIN: Tanam mangrove solusi bijaksana untuk melindungi pesisir

Laman ini selain menampilkan data dari 31 SPKU yang ada di Jakarta juga mengintegrasikan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies.

Dengan demikian data mengenai kualitas udara di Jakarta nantinya bisa disajikan secara lebih komprehensif.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024