Sana`a (ANTARA News) - Salah satu tradisi puasa di negara-negara Arab umumnya adalah kebiasaan para orang kaya untuk menghidangan buka puasa di masjid-masjid terdekat yang ditujukan untuk orang musafir atau warga tidak mampu. Hidangan buka puasa sekaligus makan malam tersebut di Arab populer dengan sebutan "maidaturrahman" (hidangan Tuhan), karena para dermawan berharap ganjaran pahala dari Sang Pencipta. Di Arab Saudi, "maidaturrahman" tersedia hampir di setiap masjid besar, terutama di kota-kota yang banyak didiami warga asing atau menurut istilah Arab disebut "mukimin", yang sebagian besar berprofesi sebagai pekerja kasar. Karena rata-rata warga asli tergolong keluarga mampu, maka "maidaturrahman" lebih banyak dihadiri oleh para mukimin, terutama dari kawasan Asia yang menjadi pekerja kasar terbesar di negeri kaya minyak itu. Demi menjaga kebersihan, "maidaturrahman" biasanya dilaksanakan di halaman masjid dengan mengelar permadani besar tempat duduk dan santap buka puasa. Sebagian panitia masjid di negeri itu tidak terlalu mempermasalahkan mukimin yang ikut datang menikmati "maidaturrahman". Meski kenyataannya sebagian dari mereka adalah umat non-Muslim. "Kami sulit membedakan mereka, karena umumnya mereka baru tiba di pekarangan masjid 15 menit sebelum azan," kata seorang pengurus masjid. Bagi sebagian dermawan memang tidak menentukan syarat tertentu yang penting mereka adalah mukimin atau orang tidak mampu. Sebagian warga setempat menilai bahwa pemandangan tersebut sebagai bentuk toleransi sesama umat manusia. "Sebagian dermawan tidak membedakan siapa yang menyantap hidangan, bahkan mereka sengaja menyerukan untuk berbuat kebaikan juga kepada non-Muslim," kata Obeid Bin Khalaf kepada harian Al-Watan Saudi. "Kita berharap santap buka puasa yang mengumpulkan Muslim dan non-Muslim ini memberikan gambaran tentang pentingnya integritas sosial dalam ajaran Islam terutama di bulan mulia ini," tambah Khalaf lagi. Sebagian mukimin menghargai toleransi yang diperlihatkan para dermawan setempat. "Kami melihat toleransi dari para dermawan dan menghargai kebajikan ini yang telah menanamkan rasa kebersamaan sesama umat manusia," ujar Abdul Aziz, mukimin asal Bangladesh. (*)
Copyright © ANTARA 2006