Jakarta (ANTARA) - Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) merupakan wilayah yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan di Indonesia.
Selain dikenal dengan padatnya penduduk dan bangunan gedung yang menjulang tinggi, wilayah ini juga dilalui oleh banyak sungai yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat sekitarnya.
Sungai-sungai ini tidak hanya memberikan manfaat sebagai sumber air, namun juga sering mengalami ancaman besar, terutama terkait dengan banjir dan pencemaran.
1. Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai terbesar dan paling terkenal di Jakarta. Sungai ini mengalir dari hulu Gunung Gede, kemudian melintas ke Bogor, Depok, Jakarta hingga bermuara ke Teluk Jakarta.
Dengan panjang sekitar 120 km dan luas DAS 387 kilometer persegi, Sungai Ciliwung memiliki sejarah dan pengaruh besar pada kehidupan masyarakat Jakarta.
Sayangnya, sungai sering menghadapi berbagai ancaman, bertambahnya penduduk dan pembangunan gedung di sekitar sungai yang berujung tumpukan limbah sampah meningkat, sehingga dikaitkan dengan penyebab masalah banjir dan kotornya sungai.
2. Sungai Cisadane
Sungai Cisadane merupakan sungai besar lainnya yang mengalir di wilayah Jabodetabek, tepatnya melewati Kota Tangerang dan Kabupaten Bogor, berhulu dari Gunung Pangrango dan bermuara sekitar Tanjung Burung.
Cisadane memiliki panjang sekitar 126 km dan menjadi salah satu sumber kebutuhan air bagi warga Tangerang. Selain itu, Cisadane juga digunakan untuk irigasi pertanian, tempat pariwisata, dan olahraga dayung. Tiap tahun Cisande juga rutin mengadakan Festival Cisande dengan berbagai wisata kuliner.
3. Sungai Pesanggrahan
Sungai Pesanggrahan mengalir melewati wilayah Jakarta Selatan, Depok, dan Tangerang Selatan. Sungai ini memiliki panjang sekitar 66,7 km dan kerap menjadi salah satu penyebab banjir di beberapa wilayah Jakarta, terutama saat intensitas hujan tinggi.
Meski ukurannya tidak sebesar Ciliwung atau Cisadane, Pesanggrahan menjadi sungai dalam perencanaan sistem drainase kawasan selatan Jakarta.
4. Sungai Krukut
Sungai Krukut juga mengalir melalui wilayah Jakarta Selatan dan Depok. Sungai ini mengalirkan dari Situ Citayam hingga berakhir di Banjir Kanal Barat yang menyatu dengan Kali Ciliwung.
Krukut sering kali meluap ketika hujan deras turun, sebab bertambahnya kepadatan penduduk dan pembangunan pemukiman. Pencemaran di Sungai Krukut juga menjadi masalah serius akibat limbah sampah yang dibuang ke sungai.
5. Sungai Kali Malang
Sungai Kali Malang adalah salah satu sungai yang cukup unik karena mengalir sejajar dengan jalan tol Jakarta-Cikampek.
Meskipun tidak sebesar sungai-sungai lain di Jabodetabek, Kali Malang memiliki fungsi penting sebagai irigasi dan saluran air baku untuk PDAM. Kali malang mengalir dari Bendung Curug hingga Sungai Cipinang di Jakarta timur.
Sungai ini juga sering disebut sebagai "Irigasi Tarum Barat" dan membawa air dari Sungai Citarum yang mengalir hingga wilayah Bekasi.
6. Sungai Cipinang
Sungai Cipinang mengalir di Jakarta dan Depok, dengan sebagian besar wilayah alirannya berada di daerah padat penduduk. Cipinang bermuara dari sungai Situ Jatijajar, Depok hingga bermuara di sungai Sunter, memiliki luas DAS 4.526 Ha dan panjang 30.165 km.
Sekitar sungai Cipanang menjadi peran penting bagi masyarakat, yakni dimanfaatkan dalam sektor industri, rumah sakit, dan pemukiman warga. Namun, sungai juga kerap mengalami masalah, seperti penumpukan sampah hingga pencemaran.
7. Sungai Sunter
Sungai Sunter mengalir di wilayah Jakarta timur. Sungai ini memiliki panjang sekitar 37 km dan mengalirkan air dari Situ Cilangkap, Bogor hingga bermuara di sungai Kresek, Jakarta Utara. Sungai Sunter pun menjadi kawasan di sekitarnya ramai permukiman dan pusat perdagangan.
Selama musim hujan, Sungai Sunter sering kali meluap, mengakibatkan banjir setiap hujan hingga 3 meter. Upaya pengerukan dan pembuatan tanggul dilakukan untuk mencegah banjir, selain itu pun masyarakat sekitar dihimbau untuk selalu menjaga dan tidak membuang sampah di sungai.
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024