"Dengan soliditas juga, tujuan untuk membangun kemajuan dan perkembangan dalam bidang kesehatan dapat tercapai dengan baik,"
Mataram (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengumumkan pelaksanaan Muktamar IDI XXXII di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 12-15 Februari 2025.

Ketua Umum PB IDI, dr Mohammad Adib Khumaidi, mengatakan Muktamar IDI XXXII menjadi muktamar yang monumental karena membentuk pondasi proses adaptasi dan perubahan IDI yang akan lebih berperan memberikan kemanfaatan untuk anggota dan masyarakat Indonesia.

"Muktamar ini menjadi pondasi untuk menjadikan IDI berkomitmen kuat menjadi organisasi yang lebih baik, profesional, dan modern, selalu proaktif melihat ruang untuk berkembang dan mengisinya menjadi institusi yang tetap bertahan dan eksis," ujarnya dalam konferensi pers secara daring yang disaksikan dari Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan Muktamar IDI juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kerja sama di antara para profesional medis Indonesia, mempromosikan budaya adaptabilitas dan inovasi dalam menghadapi perubahan lanskap pelayanan kesehatan.

Tema yang diangkat dalam Muktamar IDI XXXII ini adalah ‘Membangun Soliditas Dalam Beradaptasi Untuk Mewujudkan Profesi Kedokteran Indonesia yang Berkemajuan’. Diharapkan IDI dapat menciptakan kekompakan, tanggungjawab, dan keteguhan dalam beradaptasi menjalankan tugas. Hal ini penting agar maruah organisasi yang baik dapat terus terjaga.

"Dengan soliditas juga, tujuan untuk membangun kemajuan dan perkembangan dalam bidang kesehatan dapat tercapai dengan baik," katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Nasional Muktamar IDI XXXII, dr Telogo Wismo Agung Durmanto, mengatakan Muktamar IDI tidak hanya mempertemukan para profesional medis dari seluruh negeri namun juga menjadi platform untuk diskusi dan berbagi pengetahuan tentang tantangan dan peluang yang dihadapi profesi medis di Indonesia.

"Dengan beradaptasi dengan perubahan lanskap pelayanan kesehatan dan membangun solidaritas, para profesional medis Indonesia dapat bekerja menuju sistem pelayanan kesehatan yang lebih progresif dan efektif," terangnya.

Pemilihan Kota Mataram sebagai tempat pelaksanaan Muktamar IDI XXXII telah melalui berbagai tahapan proses seleksi oleh Panitia Nasional. Kegiatan ini juga, sebut Telogo Wismo akan diikuti 2.500 dokter dari seluruh Indonesia.

Ketua Panitia Pelaksana Daerah Muktamar IDI XXXII, dr Lalu Ahmad Syarif, menyampaikan sebuah kebanggaan dan kehormatan bagi IDI Wilayah NTB, IDI Cabang Mataram, serta pemerintah dan masyarakat karena Kota Mataram terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Muktamar IDI XXXII.

Selain membahas berbagai isu dan perkembangan terkini bidang kesehatan untuk menetapkan arah dan kebijakan organisasi ke depan, Muktamar IDI juga menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas antar dokter serta untuk menjalin kerjasama dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.

Dalam penyelenggaraan Muktamar IDI juga diadakan simposium ilmiah, diskusi panel, dan lokakarya dengan topik-topik seperti inovasi medis, kebijakan pelayanan kesehatan, dan pengembangan profesional.

Ketua IDI Kota Mataram yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr Emirald Isfihan, mengatakan selain Muktamar juga diselenggarakan pameran beragam perkembangan bidang kesehatan di mana IDI membuka kesempatan kolaborasi bagi para pelaku industri bidang kesehatan untuk terlibat dalam pelaksanaan Muktamar dan jejaring di antara para profesional medis dari seluruh Indonesia.

Muktamar IDI merupakan Musyawarah Nasional Dokter Indonesia yang dihadiri oleh segenap perangkat organisasi mulai dari pusat, wilayah, dan cabang. Perhelatan akbar dunia kedokteran ini diadakan sekali dalam 3 tahun untuk menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) organisasi, pedoman pokok tata laksana organisasi dan kebijakan strategis nasional.
Baca juga: IDI siagakan 40 tenaga medis guna tangani korban gempa di Jawa Barat
Baca juga: PB IDI paparkan sejumlah keunggulan susu ikan
Baca juga: IDI Jateng dukung Kemenkes usut dugaan perundungan mahasiswi Undip

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2024