serangan terhadap gedung parlemen bukan kudeta, tapi 'cara yang benar dengan mengikut semangat revolusioner'
Tripoli (ANTARA News) - Kepala Polisi Militer Libya Kolonel Mukhtar Fernana menuntut pembubaran parlemen sementara, Kongres Nasional Umum, dan mengusir "pelaku teror" dari Ibu Kota negeri itu, Tripoli, demikian isi satu siaran pers.
"Pejabat militer telah memutuskan bahwa majelis konstitusi negeri tersebut mesti mengambil-alih parlemen dan mempertahankan Pemerintah Perdana Menteri Abdullah Ath-Thinni sampai pemilihan umum diselenggarakan," kata Kolonel Mukhtar Fernana, di Tripoli, Minggu malam.
Satu kelompok gerilyawan yang dipimpin oleh pensiunan Jenderal Khalifa Haftar melancarkan serangan ke parlemen Libya pada Minggu sore. Sebagian gerilyawan bahkan menerobos ke dalam gedung parlemen untuk mengusir anggota parlemen, dan memaksa satu sidang ditunda.
Baku-tembak meletus di dekat gedung parlemen dan jalan dari dan ke Bandar Udara Internasional Tripoli, sehingga menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 60 orang lagi, kata beberapa pejabat dari Kementerian Kesehatan.
Fernana mengatakan serangan terhadap gedung parlemen bukan kudeta, tapi "cara yang benar dengan mengikut semangat revolusioner", demikian laporan Xinhua.
"Kami mengumumkan kepada semua orang bahwa negara ini tak boleh menjadi lahan kelahiran atau inkubator bagi terorisme," katanya.
Media setempat melaporkan Fernana mengumandangkan pernyataan Haftar --yang memimpin kelompok yang secara sepihak menamakan diri "tentara nasional memasuki kota terbesar kedua di Libya, Benghazi, saat fajar pada Jumat untuk membersihkan kota tersebut dari "pelaku teror".
Pemerintah sementara Libya telah mencap tindakan Haftar sebagai "kudeta".
(C003)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014