"Saya tekankan kepada teman-teman apa yang pernah ditulis Al-Mawardi bahwa politik dan agama harus selalu bersanding," kata Gus Irfan, sapaan karibnya, saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I GEMIRA di Jakarta, Sabtu.
Gus Irfan lantas berkata, "Politik dibarengi agama akan indah, sementara agama jika dibarengin dengan politik akan kuat."
Ia menambahkan apabila politik dibarengi dengan agama maka para politikus akan terpandu dan terkontrol dalam bertindak sesuatu.
"Sehingga tidak ada lagi cerita para politikus kita yang ditangkap KPK atau berbuat semaunya karena politikus kita dibentengi agama, apa pun agamanya," ucapnya.
Baca juga: Sekjen Gerindra sebut program makan siang gratis sebagai amal sosial
GUs Irfan lantas memberi contoh kasus dari agama yang akan kuat apabila dibarengi dengan politik. Misalnya, keputusan politik yang diambil mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menutup lokalisasi Gang Dolly di Surabaya, Jawa Timur.
"Begitu dengan sebuah tanda tangan politik dari wali kota waktu itu maka selesai lokalisasi itu, walau tidak habis 100 persen, tetapi minimal 85 persen. Demikian beberapa daerah yang kesulitan dengan judi, miras, semua agak sulit diselesaikan para dai kita, para ulama, tetapi bisa selesai dengan keputusan politik," katanya.
Rapimnas I GEMIRA digelar selama dua hari pada 21–22 September di Jakarta. Dalam acara pembukaan tersebut, turut hadir Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen PP GEMIRA Sudarto, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, para pengurus dan anggota PP GEMIRA, hingga tokoh-tokoh organisasi masyarakat (ormas).
Baca juga: Sekjen Gerindra: Prabowo sosok pemimpin jalan tengah
Baca juga: Tokoh Islam moderat Sulawesi Tengah: Agama bukan alat politik
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024