Lombok Tengah (ANTARA) - Jajaran Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan di Desa Ungga untuk penanganan kekeringan di daerah setempat.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat di Lombok Tengah, Sabtu mengatakan pendistribusian air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Polri kepada masyarakat.

“Selain itu, ini juga merupakan bagian upaya dari Polri dalam memelihara harkamtibmas salah satunya membantu masyarakat yang kekurangan air bersih,” katanya.

Selain itu, program ini merupakan bentuk sinergisitas Polri dengan pemerintah daerah dalam rangka penanganan dampak musim kemarau 2024.

"Sebagian desa yang ada di Lombok Tengah khususnya banyak kekurangan air bersih yang diakibatkan musim kemarau yang begitu panjang, hal tersebut dibuktikan dengan cuaca yang begitu panas," katanya.

Oleh karena itu, pihak mengarah kepada personel Polri di jajaran untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan.

"Hari ini kami salurkan kurang lebih sekitar 7.000 liter air bersih yang disalurkan di dua dusun di Desa Ungga,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa kegiatan penyaluran air bersih ini mendapat respons positif dan ucapan terima kasih dari masyarakat setempat.

“Semoga kegiatan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2024," katanya.

Banda Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pada dasarian III (21-30 September 2024) sebagian besar wilayah NTB berpotensi terjadi hujan dengan kategori rendah.

"Terdapat peluang terjadi hujan di periode akhir September 2024," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Angga Permana.

BMKG menyatakan terdapat potensi hujan di wilayah NTB dengan kategori sedang (50 – 100 mm/dasarian) di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Barat bagian utara, Lombok Tengah bagian utara, Sumbawa Barat dan sebagian Kabupaten Sumbawa bagian barat dengan probabilitas 20 – 80 persen.

"Berdasarkan monitoring dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan potensi waspada, siaga dan awas," katanya.

Baca juga: BPBD NTB sarankan petani untuk efisiensi air
Baca juga: Dinas Sosial NTB siapkan empat langkah dalam hadapi kekeringan


Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024