Banjarbaru (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru menggelar simulasi penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tim tanggap darurat dalam menangani limbah beracun agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

General Manager PLN UID Kalselteng Ahmad Syauki saat dikonfirmasi di Banjarbaru, Sabtu, menekankan pentingnya simulasi ini dalam meningkatkan kompetensi para pegawai, khususnya yang telah ditunjuk sebagai petugas yang bertanggung jawab.

“Ini adalah langkah penting untuk memastikan semua pegawai dan tenaga alih daya menguasai prosedur penanganan limbah B3 dengan benar. Harapannya, simulasi ini mampu memperkuat budaya keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” ungkapnya.

Simulasi ini melibatkan berbagai jenis limbah B3 yang biasa ditemukan di PLN, seperti limbah minyak trafo dan pelumas. Penanganan limbah-limbah tersebut membutuhkan prosedur yang tepat dan alat pelindung diri (APD) khusus, seperti hazmat, kacamata, masker, dan sarung tangan.

Limbah B3 yang tidak ditangani dengan benar dapat mencemari lingkungan, terutama sumber air tanah, sehingga memerlukan tindakan khusus seperti uji laboratorium sebelum dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya PLN dalam meningkatkan kesadaran publik mengenai dampak limbah B3.

Baca juga: KLHK dukung penanganan sampah B3 di Sumbawa Barat
Baca juga: Batas penarikan alat kesehatan bermerkuri 31 Desember 2025

 
Tim Tanggap Darurat PLN UID Kalselteng saat melakukan simulasi penanganan limbah B3. ANTARA/HO-PLN UID Kalselteng


“Kami ingin masyarakat memahami bahaya limbah B3 yang berpotensi mencemari air tanah. Penanganan yang tidak sesuai prosedur bisa berakibat serius, sehingga penggunaan APD sangat krusial,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengendalian Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru Dodih Saputra mengapresiasi inisiatif PLN dalam mengadakan simulasi ini.

Menurut dia, penanganan limbah beracun membutuhkan perhatian khusus karena berpotensi membahayakan ekosistem serta kesehatan masyarakat.

“Kegiatan ini sangat mendukung program pemerintah daerah Kota Banjarbaru dalam menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Dodih.

Dia juga menambahkan bahwa langkah PLN ini sejalan dengan upaya Banjarbaru untuk memperkuat keberlanjutan lingkungan.

“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan limbah berbahaya secara aman dan bertanggung jawab,” tambahnya.

Bukan itu saja, PLN UID Kalselteng juga melaksanakan pelatihan kesiapsiagaan kondisi darurat bagi seluruh pegawai. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam menghadapi situasi bencana serta memberikan pertolongan pertama secara efektif.

Simulasi tanggap darurat yang dilakukan mencakup berbagai skenario, termasuk evakuasi dalam situasi krisis seperti kebakaran.

Diharapkan para peserta pelatihan dapat lebih sigap dan terampil dalam melindungi diri sendiri, orang lain, maupun berkas berharga ketika menghadapi keadaan darurat di tempat kerja.

Baca juga: KLHK ingatkan pemda segera susun rencana aksi hapus penggunaan merkuri
Baca juga: DLH Tangerang ingatkan 30 pelaku usaha perbaiki pengelolaan limbah B3

Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024