Beirut (ANTARA) - Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 66 lainnya di pinggiran Beirut selatan, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon pada Jumat (20/9).

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut mengatakan rumah sakit sejauh ini telah menerima 66 korban luka, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis.

Kantor Berita Nasional Lebanon resmi mengatakan serangan itu menghantam sebuah apartemen di salah satu bangunan tempat tinggal di daerah Jamous di bagian selatan pinggiran kota tersebut.

Ambulans dan tim pertahanan sipil bergegas ke daerah tersebut dan membawa beberapa korban luka ke rumah sakit.

Setelah serangan udara tersebut, seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa target serangan itu adalah Ibrahim Aqil, seorang komandan militer tinggi kelompok Lebanon Hizbullah.

Kemudian, pihak tentara Zionis itu mengeklaim telah membunuh Aqil, bersama dengan sejumlah komandan senior dari Pasukan Radwan yang merupakan pasukan elit kelompok tersebut.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan serangan itu "membuktikan lagi bahwa Israel tidak menghargai pertimbangan manusia, hukum, atau moral apa pun, dan sedang melakukan apa yang tampak seperti genosida."

Menurut koresponden Anadolu di lapangan, serangan Israel tersebut merusak parah berbagai bangunan di Beirut selatan.

Hizbullah belum mengomentari serangan udara tersebut, yang terjadi di tengah meningkatnya perang lintas perbatasan dengan Israel sejak dimulainya perang mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza.

Hampir 41.300 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Konflik Israel-Hizbullah sengit, picu kekhawatiran perang regional
Baca juga: Israel kembali serang Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan
Baca juga: Kemlu RI: Tak ada korban WNI dalam ledakan alat komunikasi di Lebanon

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024