Pejuang Mujahidin berhasil memukul mundur musuh dengan senjata anti-pesawat."

Mogadishu (ANTARA News) - Sejumlah jet tempur menyerang pangkalan utama Al-Shabaab Somalia, Minggu, serangan terakhir yang dilakukan oleh pasukan Uni Afrika (AU) terhadap gerilyawan, kata sejumlah saksi.

Serangan udara terhadap kota Jilib itu merupakan bagian dari ofensif yang dilakukan oleh pasukan AU dukungan PBB berkekuatan 22.000 orang, yang meluncurkan upaya baru itu pada Maret untuk berusaha merebut kembali kota-kota yang masih dikuasai gerilyawan, lapor AFP.

"Saya mendengar dua ledakan besar, jet-jet militer terbang di atas kota itu," kata Osman Mohamed, seorang warga Jilib.

Kota miskin itu merupakan pangkalan utama Al-Shabaab di wilayah Juba Tengah, Somalia selatan, sekitar 320 kilometer sebelah baratdaya Mogadishu.

Komandan senior Al-Shabaab Sheikh Ibrahim Abu Hamze mengatakan, sejumlah pesawat tempur menyerang kota tersebut, namun ia membantah ada korban.

"Musuh berusaha menteror anak-anak dan wanita dengan menjatuhkan bom di daerah pinggiran kota itu, namun syukur kepada Allah, tidak ada korban sama sekali," kata Abu Hamze kepada AFP melalui telefon.

"Pejuang Mujahidin berhasil memukul mundur musuh dengan senjata anti-pesawat," tambahnya.

Tidak jelas dari mana jet-jet itu datang, namun Kenya merupakan bagian dari pasukan AU dan menggunakan wilayah udaranya untuk menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sebelumnya.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika yang ditempatkan di Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.

Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang dimulai Sabtu siang (21 September 2013), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Penyerang menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014