Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta Taokhid dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat (20/9), mengatakan relawan ini terdiri dari petugas Jogomaton atau petugas yang berjaga di seputaran Malioboro, Tugu, dan Keraton serta abdi dalem.
"Jumlahnya ada 60 orang, 30 dari personel Jogomaton dan 30 dari abdi dalem Keraton Yogyakarta," kata Taokhid.
Sebelum dikukuhkan pada Kamis (19/9) puluhan relawan tersebut telah diberikan pelatihan serta peningkatan kapasitas agar mereka memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam penanggulangan bencana kebakaran.
"Personel ini kita pilih karena mereka yang selalu berada di kawasan tersebut, sehingga harapannya bisa lebih cepat tanggap ketika terjadi kebakaran," kata dia.
Taokhid mengungkapkan risiko kebakaran di kawasan Sumbu Filosofi memang cukup tinggi, apalagi dengan kondisi Kota Yogyakarta yang wilayahnya kecil namun padat penduduk.
"Kerawanan terjadinya kebakaran di kawasan Sumbul Filosofi ini kalau dibanding kawasan lainnya cukup besar, hal ini disebabkan lantaran tingginya aktivitas, kepadatan penduduk, dan banyaknya bangunan bersejarah," kata dia.
Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menuturkan bahwa kawasan Sumbu Filosofi merupakan salah satu warisan budaya Yogyakarta yang diakui dunia sehingga upaya peningkatan sistem penyelamatan kebakaran harus diperkuat.
Ia juga meminta kepada seluruh personel untuk terus meningkatkan kapasitasnya dan selalu melakukan koordinasi serta kerja sama yang baik dengan Pemkot Yogyakarta.
Baca juga: Bantul siapkan sistem informasi pengelolaan kawasan sumbu filosofi
"Selain itu juga membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan kebakaran," kata Aman.
Dengan dikukuhkannya relawan Nrang Dahono, dia berharap terwujud sistem keselamatan kebakaran yang andal di kawasan Sumbu Filosofi Kota Yogyakarta.
Penghageng Datu Dana Suyasa Keraton Yogyakarta GKR Mangkubumi berterima kasih atas pelibatan abdi dalem sebagai relawan kebakaran.
"Kami pun di internal Keraton juga sangat membutuhkan relawan kebakaran ini, apalagi mayoritas bangunan di Keraton adalah kayu," ujar putri pertama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X itu.
UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang Ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi pada 18 September 2023.
Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks" diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.
Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.
Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Keraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta promosikan Kampung Wisata Cokrodiningratan
Baca juga: Pemerintah DIY upayakan Sumbu Filosofi Yogyakarta gerakkan ekonomi
Baca juga: Pemda DIY kenalkan Sumbu Filosofi Yogyakarta melalui JWHF 2024
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024