Surabaya (ANTARA News) - Peristiwa Pemukulan wartawan oleh oknum Satpam Relief Well (pengoboran miring)-1 saat kunjungan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, sangat disesalkan oleh Lapindo Brantas Inc, dengan menyampaikan rilis di Surabaya, Minggu malam. Segenap manajemen Lapindo Brantas Inc (Lapindo) menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa pemukulan terhadap wartawan antv, serta penghardikan pada beberapa wartawan lain di pos keamanan relief well-1 oleh oknum satuan pengamanan (satpam). "Kami menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa tersebut. Peristiwa seperti ini tidak seharusnya terjadi," ujar Vice President Lapindo, Yuniwati Teryana. Sementara itu, Manajer Human Resources Lapindo, Sebastian Ja`afar menegaskan bahwa Lapindo akan memberikan peringatan keras pada perusahaan kontraktor penyedia jasa tenaga keamanan yang memasok oknum satpam tersebut --PT Supraco--. "Pada perusahaan tersebut, kami juga minta agar diberikan sanksi tegas pada oknum satpam tersebut," tambah Sebastian, menegaskan. Kronologi versi Lapindo, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Kontributor antv, Faindarnoko, terlibat adu argumen dengan oknum satpam tersebut dan berakhir dengan pemukulan, sehingga mengakibatkan bibirnya sedikit bengkak. Beberapa saat setelah itu, rombongan wartawan lain bermaksud masuk ke lokasi. Karena kendaraan yang digunakan wartawan berbahan bakar bensin, maka sesuai aturan yang ada tidak diperkenankan masuk ke lokasi dengan mengendarai mobil tersebut. Sempat terjadi adu argumen. Namun akhirnya mereka dipersilahkan masuk ke lokasi dan melakukan peliputan kunjungan menteri ESDM ke lokasi relief well-1. Usai melakukan peliputan, diduga kembali terjadi adu argumen antara kontributor RCTI, Bambang Pramono dan oknum satpam relief well-1. Akibatnya hampir terjadi perkelahian yang bahkan melibatkan wartawan lain yang bermaksud melerai, yaitu fotografer LKBN Antara, Hadiyanto dan wartawan Trijaya FM, Wawan. Oknum Satpam yang diduga melakukan pemukulan pada wartawan tersebut, adalah warga Desa Siring, RT 2 yang direkrut oleh kontraktor penyedia jasa tenaga kerja untuk proyek penanggulangan musibah semburan lumpur Porong. Ia adalah satu dari 27 warga desa Renokenongo, Siring, dan Jatirejo yang direkrut sebagai tenaga keamanan di proyek penanggulangan musibah lumpur ini. Perekrutan tersebut dimaksudkan untuk melibatkan dan memberikan kesempatan kerja bagi warga dalam proyek tersebut. Selain 27 warga desa yang terdampak oleh luapan lumpur, terdapat puluhan warga lain yang juga dipekerjakan di bagian-bagian lain, seperti pembuatan tanggul penahan lumpur. Sebastian menegaskan, pihaknya telah memberikan peringatan keras kepada Supraco yang merekrut jasa tenaga kerja Satpam tersebut, dan diharapkan melakukan tindakan tegas terhadap oknum Satpam itu. "Saya atas nama pribadi maupun Lapindo sekali lagi menyatakan keprihatinan dan mohon maaf atas peristiwa tersebut, kepada rekan-rekan wartawan khususnya maupun kalangan media umumnya yang selama ini kami dudukan sebagai mitra kerja," tutur Sebastian.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006