Haikou (ANTARA) - Sebuah kota pesisir kecil di China selatan menjadi lokasi favorit untuk produksi film mikrodrama Indonesia.

Pada awal Juli lalu, mikrodrama Indonesia berjudul "Rahasia Bangsawan" resmi merampungkan produksi filmnya di International Digital Imaging Industry Park yang berada di Wilayah Otonom Etnis Li Lingshui, Provinsi Hainan.

Mikrodrama ini menjadi film sejenis pertama yang dirampungkan di Hainan dan secara eksklusif menyasar audiens luar negeri. Semua aktor dalam drama ini berasal dari Indonesia.

Mikrodrama sangat populer di pasar mancanegara karena gaya narasinya yang beralur cepat. Selain itu, mikrodrama juga dapat diproduksi hanya dalam waktu sekitar sepekan, dan setiap episode biasanya berdurasi satu hingga dua menit.

"Dalam tahap pembuatan naskah, kami menggabungkan latar belakang budaya lokal Indonesia dan kelaziman estetika audiens di sana," ungkap Chen Min, manajer umum Hainan Yunchuang Jiuzhou Culture Media Co., Ltd., operator kawasan industri tersebut.

"Setelah produksi awal oleh para penulis skenario domestik, film ini diserahkan ke editor Indonesia untuk diproses lebih lanjut."

Tim produksi film yang matang dan pengalaman produksi mereka dapat membantu rumah produksi dalam negeri (Indonesia) untuk mengurangi biaya produksi mikrodrama secara efektif.

Saat ini, Hainan Yunchuang Jiuzhou Culture Media Co., Ltd telah menyelesaikan produksi tiga mikrodrama Indonesia di Lingshui, dan masih ada beberapa lagi yang sedang dalam tahap persiapan.

Film-film mikrodrama ini menggabungkan berbagai elemen China dan Indonesia, sehingga penonton dapat menikmati pemandangan alam Lingshui yang unik saat menyaksikan drama.

Haifeng International Film and Television Base tidak hanya menyediakan tempat untuk tim produksi, tetapi juga menawarkan solusi satu atap untuk konten, pengambilan gambar, operasional, pascaproduksi, dan distribusi.
 
 


Kota kecil yang menjadi lokasi kawasan industri tersebut telah menarik beberapa perusahaan terkait film dan televisi.

Sebagai contoh, Haifeng International Film and Television Base telah rampung dibangun dan mulai beroperasi pada awal Agustus, dan menyediakan lokasi syuting yang kaya untuk produksi mikrodrama. Fasilitas tersebut mencakup luas area sekitar 14.000 meter persegi dan 90 lokasi syuting telah disiapkan di sana.

"Lokasi-lokasi syuting ini merupakan replikasi dari berbagai latar adegan yang paling sering muncul di mikrodrama populer dalam dua tahun terakhir, seperti bandara, rumah sakit, kantor polisi, kastil, dan restoran," ujar Li Ming, wakil manajer umum Lingshui Yingli Wanxiang Digital Media Industry Co., Ltd., operator basis tersebut.

"Kru produksi dapat dengan mudah berganti latar adegan di sini."
 
   


"Tujuan kami di masa depan adalah kru produksi hanya perlu membawa sutradara, aktor, dan kamera ke basis kami untuk menyelesaikan seluruh proses pengambilan gambar," ujar Li.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Lingshui telah menyediakan infrastruktur yang komprehensif dan dukungan kebijakan untuk industri mikrodrama. Selain itu, manfaat kebijakan dari Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan, seperti kebijakan bebas visa, telah sangat memudahkan pekerjaan pembuatan film para kru produksi internasional di Lingshui.

"Lingshui memiliki pemandangan alam yang mirip dengan Asia Tenggara. Setelah proses syuting adegan di luar ruangan, para aktor bisa pindah ke basis ini untuk syuting adegan di dalam ruangan untuk menyelesaikan syuting seluruh drama di satu tempat, yang sangat menghemat biaya produksi," kata Li Ming.

Hingga saat ini, Haifeng International Film and Television Base telah merampungkan proses syuting untuk delapan mikrodrama, dan beberapa drama lainnya sedang menunggu untuk memulai syuting.

Dengan semakin banyaknya kru produksi mancanegara yang memilih melakukan pengambilan gambar di Lingshui, industri budaya dan pariwisata setempat diperkirakan akan semakin berkembang.

"Kami berharap dapat meningkatkan popularitas kota ini dan menarik lebih banyak audiens ke tempat yang indah ini melalui pemandangan menakjubkan Lingshui yang terekam dalam kamera," tutur Li Ming.


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024