Deretan prestasi ini juga membuatnya masuk BWF Hall of Fame pada 2004, penghargaan individu pada sosok pebulu tangkis berpengaruh.
Di Indonesia, ia bersanding dengan Rudy Hartono, Dick Sudirman, Christian Hadinata, Liem Swi King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Ricky Soebagja, Rexy Mainaky, dan Liliyana Natsir yang juga mendapatkan penghargaan ini.
Sausan mendapatkan emas setelah mengalahkan wakil Jawa Timur Aurelia Salsabila yang merupakan seniornya semasa di Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum dengan dua gim langsung 21-17, 21-18.
Teriakan-teriakan yang dilakukan Aurelia di lapangan untuk mengganggu konsentrasi Sausan juga tidak mempan karena pebulu tangkis asal Depok, Jawa Barat itu hanya fokus pada dirinya sendiri.
Di lapangan, ia tanpa pandang bulu melawan lawannya. Ketika bermain, fokusnya hanya keluar sebagai pemenang.
"Sebelum main sama pelatih juga dibilang, meskipun dia senior tapi di dalam lapangan tetep dia lawan kamu, jadi jangan sungkan-sungkan buat ngabisin," ucap Sausan.
Mental Sausan di PON 2024 cukup teruji. Ini akan menjadi modal bagus untuk dirinya menatap turnamen terdekat, World Junior Championship (WJC) atau Kejuaraan Dunia Junior BWF 2024 di Pusat Olahraga Internasional Nanchang, China pada 30 September sampai 13 Oktober.
Selain ada "Susi Susanti" di dalam dirinya, peran pelatih dan orang tua, serta berdoa kepada Tuhan menjadi kunci penantian panjang Sausan meraih medali tertinggi.
"(Sebelum final) Berdoa, minta masukan dan ngobrol-ngobrol sama pelatih juga. Terus paling penting sih telepon orang tua minta doanya. Dinasihatin juga besok mainnya gini-gini," jelas Sausan.
Baca juga: Sausan Dwi persembahkan emas kelima bulu tangkis untuk Jawa Tengah
Selanjutnya: Ditolak PB Djarum
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024