Berjuang bersama calon buah hati

Bisa bertanding di ajang PON Aceh-Sumatera Utara 2024 menjadi mimpi yang didambakan Ika sejak lama. Persiapan fisik dan teknik pun sudah dia persiapkan jauh-jauh hari bahkan sejak awal kehamilannya.

Latihan intens terus dijalaninya jelang penampilan di ajang multi event nasional itu, kendati ia tengah mengandung calon buah hati keduanya. Ika tak bisa memungkiri bahwa berlatih saat mengandung perlu berhati-hati karena ia juga harus memperhatikan kondisi sang janin.

"Ketika latihan maupun bertanding tentunya saya harus memikirkan juga kondisi janin. Jadi saya harus tetap hati-hati tapi saya yakin pasti bisa," kata Ika dengan penuh keyakinan.

Memulai karirnya sebagai atlet woodball sejak tahun 2008, Ika telah beberapa kali mewakilkan Indonesia di ajang multi event internasional seperti Asian Beach Game.

Ia menjadi atlet langganan yang dipanggil ke ajang olahraga pantai global itu misalnya pada Asian Beach Games 2010 di Oman, Asian Beach Game 2014 di Thailand, dan terakhir Ika mempersembahkan medali perunggu di Asian Beach Games 2016 di Vietnam.

Tim woodball Banten (dari kiri) Elva Selviana Lumbaraja, Ika Yulianingsih dan Felisha Galiana Noya berfoto bersama usai menang melawan tim woodball Jawa Timur pada babak final nomor tim fairway putri di lapangan Golf Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Minggu (15/9/2024). b. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aaa/aww (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Ajang PON pun memberikan pengalaman berbeda bagi atlet berusia 34 tahun itu karena dirinya harus bermain woodball di lapangan berumput. Bermodalkan latihan intens yang dijalaninya selama ini serta keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya, Ika dapat mempersembahkan emas untuk tim woodball kontingen Banten.

"Ini PON yang dinanti-nanti. Ini lah hasil perjuangan kami dari awal sampai menuju PON ini. Dalam artian kita memang sudah menunggunya lama," ujarnya.

Pengalaman bertanding mewakili Banten di PON XXI Aceh-Sumut menjadi ingatan yang berkesan dan tidak dilupakan bagi Ika karena menjadi kali pertama ia merasakan perjuangan di lapangan ditemani oleh calon anaknya yang menunggu dari dalam rahim untuk dilahirkan ke dunia.

Berkiprah sebagai atlet woodball selama 16 tahun, Ika mengaku olahraga asal Taiwan itu mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan. Ia merasa olahraga ini turut berkontribusi dalam membuang segala keburukannya yang ada di masa lalu dan mendorongnya menjadi orang yang lebih baik.

"Inilah yang bisa membuat diri saya jadi berubah sedikit-sedikit dari karakter yang mungkin kurang, jadi apa, yang dulu jelek misalnya, jadi sedikit ada perubahan," katanya.

Baca juga: Sebanyak 114 atlet siap perebutkan tujuh medali emas woodball
Baca juga: Woodball berpeluang masuk dalam PON XXII

Selanjutnya: Persiapan PON

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024