Hotel Ampar Jaya
Perjalanan Mateus ke PON 2024 di Pematang Siantar adalah bukti betapa dia rela berkorban demi cintanya kepada tinju.
Lima hari dia habiskan di jalan, melawan berbagai rintangan, termasuk mobil yang ditumpanginya beberapa kali mogok.
Namun, bagi Mateus, semua itu adalah bagian dari petualangan hidup yang dengan suka cita dia nikmati.
Soal penjualan, dia mengakui dalam dua hari pertama pertandingan tinju, dagangannya sepi dari pembeli.
“Kadang ramai, kadang sepi. Tapi saya nikmati saja dan cukup saja. Ini sudah jalan hidup saya,” kata dia, tetap santai. Dia enggan menyebutkan omzet dagangannya.
Mateus bukan hanya orang yang penuh cinta, tetapi juga orang yang menjalani hidup dengan sederhana.
Baca juga: Syamsul Anwar sebut mental bertanding modal penting bagi atlet tinju
Di sela-sela kesibukannya, ia sempat bercerita tentang tempat tinggalnya selama di Pematang Siantar.
Ia menyebutnya “Hotel Ampar Jaya”, istilah yang ia buat sendiri untuk menggambarkan tidurnya yang serba sederhana.
“Hotel Ampar Jaya itu tempat saya gelar tikar untuk tidur. Di mana saja bisa, asal nyaman,” kata dia, kali ini diiringi dengan tawa terbahak-bahak.
Dengan kesederhanaan yang ia jalani, Mateus tetap sosok yang penuh semangat hidup.
Ketika PON 2024 usai, Mateus akan kembali ke Bogor dengan membawa cerita baru dan mungkin beberapa suvenir yang belum terjual.
Namun, yang terpenting, ia akan pulang dengan kebanggaan karena sekali lagi dia telah menjadi bagian dari sejarah tinju Indonesia.
Di mana ada tinju, di situ ada Mateus.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024