Benghazi (ANTARA News) - Para pejabat senior Libya pada Sabtu (17/5) mengeluarkan pernyataan bersama untuk mencela kerusuhan di Benghazi, menyebutnya sebagai "kudeta" oleh pemimpin gerilyawan radikal karena memburu ambisi pribadi, kata jejaring parlemen negeri tersebut.

Komando tinggi militer, ketua parlemen dan perdana menteri Libya mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam guna menentang serangan Mayjen (Purn.) Khalifa Haftar terhadap Benghazi, demikian laporan Xinhua.

Laman resmi Kongres Nasional Umum di parlemen sementara menyiarkan pernyataan tersebut, dan mengatakan kerusuhan di Benghazi adalah untuk "mewujudkan ambisi pribadi Haftar dan melanggar hukum negara".

Pernyataan tersebut juga menyeru warga Benghazi agar menjauhi "mereka yang melancarkan kudeta itu".

Haftar, pensiunan Mayor Jenderal, memimpin kelompok yang disebutnya "tentara nasional" memasuki kota terbesar kedua di Libya, Benghazi saat fajar pada Jumat (16/5).

Mereka membom banyak pangkalan gerilyawan, termasuk Ansar Ash-Sharia dan kompleks Brigade 17 Februari, sehingga menewaskan setidaknya 37 orang dan melukai sebanyak 140 orang lagi.

Ia menyatakan tindakanya bertujuan membersihkan kota itu dari "pelaku teror", tapi pemerintah sementara mencapnya sebagai "kudeta" dan meminta dia menahan diri serta "melawan setiap godaan untuk megganggu".

Masih pada Sabtu, pemerintah sementara Libya menetapkan zona larangan terbang dalam upaya mengekang pasukan udara Haftar setelah ia mengancam akan melancarkan serangan udara lagi.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014