"Muhammadiyah memang tidak berpolitik praktis. Tapi, sebagai sebuah kekuatan besar, Muhammadiyah tentu tidak anti politik. Namun, politik yang diusung Muhammadiyah adalah politik nilai, politik adiluhung,"
Makassar (ANTARA) - Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar Awang Dermawan menegaskan komitmennya menjunjung politik nilai sejalan dengan sikap Ketua Muhammadiyah Makassar KH Muh Said Abd Shamad tidak berpolitik praktis dalam kontestasi Pilkada 2024.

"Muhammadiyah memang tidak berpolitik praktis. Tapi, sebagai sebuah kekuatan besar, Muhammadiyah tentu tidak anti politik. Namun, politik yang diusung Muhammadiyah adalah politik nilai, politik adiluhung," ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

Ia menjelaskan, politik nilai yang diusung Muhammadiyah adalah politik yang membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat berdasarkan nilai-nilai agama. Politik yang berorientasi pada kemajuan dan perbaikan kualitas hidup manusia.

Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah berkomitmen untuk berkhidmat kepada berpolitik yang lebih santun, beradab, tidak rakus, apalagi ingin menguasai segala level kehidupan politik maupun ekonomi.

"Muhammadiyah jelas menolak perilaku low politics (politik rendahan) yang cenderung bersifat praktis, jangka pendek, dan transaksional serta menjadikan uang sebagai instrumen meraup suara," papar Awang menegaskan.

Kendati demikian, menghadapi momen politik Pilkada serentak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, organisasi Muhammadiyah tentu tidak akan terlibat dalam politik, tetapi, Muhammadiyah memberikan keleluasaan kepada warganya menentukan hak pilih dan menyalurkan hak politiknya.

Selain itu, Muhammadiyah juga mendorong warga persyarikatan untuk terlibat aktif dalam proses politik serta memilih secara cerdas dan rasional dengan memperhatikan nilai-nilai dan gagasan yang diusung oleh para kandidat.

"Secara lembaga, Muhammadiyah pasti mendorong agar warganya memilih figur pemimpin yang menghendaki kemajuan, perbaikan, dan perubahan atas demokrasi yang saat ini terjadi transaksional, politik uang, dan oligarki belakangan tumbuh subur di negeri ini," tuturnya menekankan.
 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024