Medan (ANTARA) - Tim bola voli putra Jawa Barat sukses mempertahankan medali emas cabang olahraga bola voli indoor setelah mengalahkan Jawa Tengah pada final PON Aceh Sumut 2024 di GOR Sumut Sport Center, Deli Serdang, Kamis malam.

Ini merupakan torehan dua medali emas beruntun pada dua PON berbeda setelah Farhan Halim serta kolega mampu PON XX Papua 2021 lalu mampu menjadi yang terbaik.

Keberhasilan beruntun tim putra Jawa Barat mempertahan medali emas ini tak terlepas dari sinergi yang dilakukan segala elemen dalam tim termasuk manajemen, pelatih hingga pemain.

Sinergi semua aspek

Pelatih kepala tim putra voli Jawa Barat Samsul Jais menjelaskan keberhasilan skuad Bumi Pasundan mengamankan medali emas kedua beruntun PON merupakan sinergi dari semua aspek.

Samsul menjelaskan kemenangan atas Jawa Tengah adalah kemampuan tim putra bola voli serta bukti bahwa hasil yang baik dapat hadir berkat kontribusi dari semua pihak.

"Alhamdulillah tentunya ini adalah kemenangan sistem, tidak hanya pemain tidak hanya pelatih, di situ ada manajer di situ ada pengurus," ujar Samsul.

"Ini saya kira yang harus dipertahankan, adanya sinergis antara pemain, pelatih, manajer hingga pengurus. Memang dari kualitas Jabar unggul,tapi ini merupakan kemenangan berkualitas, bukan kemenangan kaleng-kaleng 3-1, 3-2, kita sapu bersih ini," sambungnya.

Voli Jabar kembali bidik emas pada 2028

Setelah sukses mendapatkan medali pada PON Aceh Sumut 2024, tim voli putra Jawa Barat membidik untuk mencatatkan kembali prestasi pada PON XXII NTB-NTT yang rencananya akan digelar pada 2028 mendatang.

Samsul menilai kehadiran beberapa pemain yang sudah berpengalaman dan diproyeksikan masih akan tampil pada gelaran empat tahun ke depan dapat membuat Jabar memiliki peluang besar untuk mempertahankan prestasi mereka.

"Saya tidak khawatir, karena permainan terbaik di sini ada Boy (Arnez Arabi), Hendra (Kurniawan), Fauzan (Nibraz), Dedi (Prasati), Luvi (Febrian), mereka masih akan bermain di PON yang akan datang," ungkap Samsul.

Selain kehadiran pemain-pemain berpengalaman, Samsul yakin jika akan hadir-hadir bibit-bibit berbakat karena Jabar memiliki pembinaan yang bagus di kelompok umur.

"Pembinaan di Jawa Barat di kelompok usia sangat bagus, terbukti bahwa di usia 17, di usia 19, di level nasional mereka bisa bersaing," jelas Samsul.

Hal senada juga turut disampaikan Ketua Pengurus Daerah (Pengda) PBVSI Jawa Barat Agus Djumaedi yang menjelaskan jika pada PON mendatang, Jawa Barat siap bersaing dengan kehadiran bibit-bibit baru yang hadir dari kompetisi berjenjang.

"Di Jawa Barat ini sekarang, sudah berjalan, pertama kali di Kota Bandung, kemudian sudah memasuki Jawa Barat, kelompok umurnya sudah berjalan dari 13, 15, 17, 19, sudah berjalan. Inilah dampak daripada proses pembinaan di klub-klub," jelas Boy, sapaan akrabnya.

"Kemudian juga, kejuaraan yang diadakan pusat juga antar klub, bukan antar pengda, dengan adanya kejuaraan berati klub akan banyak jam terbang itu akan melatih keterampilan bermainnya. Kemampuan untuk melaksanakan pertandingan di tingkat regional, Jawa Barat hingga nasional," sambungnya.

Tak hanya pada kategori putra, Jabar juga membidik untuk kembali untuk meraih medali emas pada kategori putri dan pelatih tim putri Jabar Risco Herlambang meyakini hal itu dapat dimaksimalkan.

Sedikit mengungkit soal prestasi tim voli putri Jawa Barat yang sempat mendapatkan tiga medali emas beruntun pada tiga edisi PON sebelumnya, Risco menilai pada edisi kali ini siklusnya memang tengah dimiliki Jawa Timur.

Dirinya yakin pada edisi 2028 mendatang, tim putri Jawa Barat memiliki kemampuan untuk kembali mendapatkan emas, terlebih sudah ada beberapa pemain yang berpengalaman.

Menurutnya kekalahan pada partai final kontra Jawa Timur, anak-anak asuhnya murni karena faktor fisik yang sudah terkuras, walaupun Shella Bernadetha serta kolega sempat tampil super dari babak penyisihan hingga partai final.

"Ini kan multievent, mental yang harus disiapkan, mungkin PON nanti Jawa Barat yang naik lagi, karena mereka umurnya masih main, Laili, Aul, Selly, Salsabila," jelas Risco.

Kompetisi jadi kunci penghasil pemain-pemain berbakat

Boy melanjutkan, jika kompetisi-kompetisi yang digelar di akar rumput atau regional memiliki peran utama untuk menghasilkan atlet-atlet yang bersaing membawa nama Jawa Barat di level nasional.

"Yang paling utama kompetisinya berjalan, sekarang saya sudah pegang Jawa Barat, mau tidak mau apa yang lakukan di Kota Bandung diterapkan," terang Boy.

"Sekarang dengan adanya kompetisi kelompok umur, 13,17,19, ada beberapa klub di daerah yang munculnya di usia 13, tapi dia di 15, 17 gak muncul, jadi dari situ muncul pemain-pemain bertalenta," jelasnya.

Meski ada cara dengan mengambil pemain dari daerah lain, Boy menegaskan jika kompetisi merupakan pilar utama dalam membangun tim yang kuat dengan melimpahnya pilihan pemain.

"Terus ada juga perpindahan dari daerah lain juga, seperti Boy Arnez, tapi masuk ke klub yang kualitas pembinaannya baik, termasuk Hendra juga," ujar Boy.

"Yang paling utama sebenarnya kompetisi berjalan di kelompok umur, itu lah yang akan menelurkan bibit-bibit pemain," tutupnya.

Baca juga: Tim bola voli putra Jabar pertahankan medali emas setelah hajar Jateng

Baca juga: Tim voli Putra Jabar bertemu Jatim pada babak semifinal

Baca juga: Bola Voli - Jabar amankan juara Pool B setelah hajar Jakarta 3-0

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024