Cirebon (ANTARA) - Generasi muda saat ini menghadapi banyak tantangan dalam mengelola keuangan mereka. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, ancaman terhadap stabilitas finansial pun semakin nyata.
Pinjaman online ilegal hingga judi daring, misalnya, menjadi masalah serius yang kerap menjerat anak-anak muda yang kurang melek keuangan.
Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), hingga Juni 2024, terdapat sekitar 440 ribu orang berusia 10--20 tahun di Indonesia terjerat atau mengakses situs-situs perjudian daring.
Hal semacam ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga merambah hingga ke sudut-sudut pesisir, seperti Kota Cirebon, Jawa Barat.
Fenomena ini menyebar luas, mengisyaratkan bahwa godaan perjudian online telah menyusup tanpa pandang bulu, mengancam masa depan generasi muda di berbagai wilayah.
Melihat situasi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon terus menggencarkan program literasi keuangan sebagai upaya preventif.
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib menyampaikan pentingnya mengarahkan generasi muda di daerahnya, untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak.
Pihaknya berupaya untuk memberikan panduan finansial yang tepat bagi generasi muda, agar mereka terhindar dari jerat praktik keuangan berbahaya lainnya.
Di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning), OJK telah menggelar 71 kegiatan edukasi keuangan sepanjang Januari hingga Agustus 2024. Kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring, dengan total peserta mencapai 23.409 orang.
Tidak hanya melaksanakan program secara mandiri, OJK turut menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat sebagai mitra untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya berinvestasi dengan cara yang benar bagi masyarakat di Ciayumajakuning.
Program-program ini dirancang, untuk membangkitkan kesadaran generasi muda bahwa investasi bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih aman.
Selain itu, OJK Cirebon menginisiasi peluncuran program Duta Literasi. Program ini bertujuan menjangkau 7,2 juta penduduk di Ciayumajakuning dengan fokus pada peningkatan literasi keuangan.
Sebagai proyek percontohan, OJK bekerja sama dengan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon sudah melakukan pembekalan kepada 51 mahasiswa sebagai Duta Literasi.
Para duta ini nantinya dapat menyebarkan informasi terkait sektor jasa keuangan (SJK), dalam berbagai kegiatan mahasiswa, termasuk kuliah kerja nyata (KKN).
Selain edukasi keuangan, OJK Cirebon juga gencar melakukan upaya pencegahan terhadap aktivitas keuangan ilegal khususnya pinjaman online ilegal, gadai online, dan perjudian daring.
OJK Cirebon berperan aktif dalam Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti), serta menjadi anggota Satgas Pemberantasan Perjudian Daring.
“Salah satu wujud nyata komitmen ini adalah dengan dilakukannya deklarasi bersama pencegahan dan pemberantasan judi online yang digelar di Kota Cirebon pada 7 Juli 2024. Deklarasi ini melibatkan berbagai pihak, dan pelaksanaannya bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Cirebon ke-597,” ujar Agus.
Hingga Agustus 2024, OJK Cirebon telah menerima 68 permintaan konsultasi terkait pinjaman online ilegal dan tiga pengaduan yang diteruskan ke Satgas Pasti. Laporan kemudian ditindaklanjuti dengan penutupan beberapa aplikasi keuangan tanpa izin resmi.
Kekhawatiran generasi muda menentukan investasi
Di tengah segala kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, banyak anak muda merasa ragu dan bingung dalam memilih investasi yang tepat. Oki Rudianto (23), seorang pemuda asal Cirebon, mencerminkan keresahan tersebut.
Dengan gaji yang sedikit di atas upah minimum Kota Cirebon, sekitar Rp3,1 juta, Oki kerap merasakan dilema dalam mengatur keuangannya.
Meski hidup dengan gaya sederhana, ia mengaku masih kebingungan dalam mencari cara untuk menabung dan berinvestasi.
Seperti kebanyakan anak muda pada umumnya, ia ingin mencoba berinvestasi, tetapi belum tahu harus memilih menanamkan uangnya di instrumen mana.
“Saya ingin mulai menabung untuk masa depan, tapi bingung harus investasi apa. Namun, saya mulai tertarik untuk investasi emas, soalnya kelihatannya lebih aman,” ungkapnya.
Keinginan untuk meraih stabilitas keuangan di masa depan membuat Oki mulai tertarik dengan emas. Investasi ini dianggapnya sebagai langkah awal yang aman dan dapat diandalkan, meskipun belum sepenuhnya memahami bagaimana cara terbaik untuk memulainya.
Kebingungan semacam ini bukan hal baru bagi generasi muda. Di satu sisi, mereka ingin berinvestasi dan menata masa depan dengan cerdas. Sementara pada sisi lain, mereka khawatir mengambil langkah yang salah dan justru merugikan diri sendiri.
Kekhawatiran ini sering kali diperparah dengan banyaknya tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan instan, tetapi ternyata berisiko tinggi.
Tabungan emas sebagai investasi aman
Salah satu instrumen investasi yang kini mulai banyak diminati oleh generasi muda adalah emas. Meski terkesan klasik, logam mulia ini telah terbukti sebagai investasi yang aman dan stabil.
Hal ini diakui oleh Noer Panji, seorang freelancer (pekerja lepas) di Cirebon yang sudah mulai menabung emas sejak 2019.
Dengan nominal mulai dari Rp100 ribu, dia perlahan-lahan mengumpulkan gram demi gram emas yang kini menjadi pijakan masa depan finansialnya.
“Saya dapat 10 gram, waktu itu harga Rp500 ribu per gram. Saya pekerjaan freelance, karena pekerjaan tetap itu ya tidak ada. Untungnya ada tabungan emas ini dan saya bisa menggelar pesta pernikahan dengan baik,” katanya.
Memperkenalkan tabungan emas
Melihat potensi besar dari generasi muda, PT Pegadaian Area Cirebon melalui program tabungan emasnya aktif menyasar kalangan mahasiswa untuk melakukan kegiatan edukasi.
Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Cirebon, Sunarjati menegaskan program edukasi yang dilakukan bertujuan untuk membangun kesadaran finansial sejak dini, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Pihaknya tidak hanya ingin mahasiswa melek investasi, tetapi juga siap menghadapi dunia kerja dengan fondasi keuangan yang kuat.
Edukasi yang diberikan menyasar pada kemudahan membuka rekening tabungan emas, yang bisa dilakukan hanya dengan modal kecil.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya berpikir untuk mencari pekerjaan setelah lulus, tetapi juga mampu mempersiapkan diri mereka untuk menciptakan lapangan kerja,” tuturnya.
Program edukasi ini dapat mengubah pola pikir generasi muda tentang investasi. Dengan berinvestasi sejak masa kuliah, mahasiswa tidak hanya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah lulus, tetapi juga membangun pondasi keuangan yang mandiri.
Selain itu, program tabungan emas ini dinilai mampu mengurangi ketergantungan mereka terhadap pinjaman online ilegal atau praktik keuangan berisiko lainnya.
Melalui tabungan emas, masyarakat tidak perlu menyiapkan modal besar untuk mulai berinvestasi.
Dengan nominal mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu, siapa saja bisa memulai langkah kecil untuk menabung emas. Keamanan dalam berinvestasi emas juga terjamin, karena sudah diawasi oleh OJK sehingga memberikan ketenangan bagi para penabung.
Secara global, pada semester I-2024, PT Pegadaian berhasil menjual 8,3 ton emas kepada 3,1 juta penabung. Angka ini meningkat dari periode sebelumnya yang berkisar 7,4 hingga 7,5 ton.
Di wilayah Cirebon sendiri, tren investasi emas terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Berdasarkan data saat ini, sudah ada sekitar 1.356 rekening tabungan emas yang dibukukan.
Sunarjati menyebutkan minat investasi di kalangan anak muda semakin meningkat, berkat program literasi keuangan yang gencar dilakukan oleh OJK dan Pegadaian.
Memberdayakan masyarakat
Di balik program ini, kisah-kisah agen Pegadaian juga menyimpan nuansa humanisme yang tak kalah menarik.
Apriyani, ibu rumah tangga dari Subang, merasakan sendiri bagaimana menjadi agen Pegadaian mampu mengubah hidupnya.
Dari yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap, kini ia berhasil meraih pendapatan yang stabil dan lebih menjanjikan.
“Awalnya penghasilan saya cuma Rp1-2 juta, sekarang bisa sampai puluhan juta,” katanya.
Menjadi agen Pegadaian bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun kepercayaan di kalangan nasabah.
Apriyani, seperti banyak agen lainnya, mulai dari nol dengan cara door to door, menawarkan program tabungan emas kepada masyarakat.
“Jumlah nasabah saya sekarang sekitar 1.000 orang. Namun yang masih aktif bertransaksi sekitar 750 orang,” katanya.
Keberhasilannya dalam mengajak masyarakat untuk berinvestasi emas tidak hanya membawa keuntungan finansial bagi dirinya, tetapi juga membantu nasabahnya untuk mulai menata masa depan.
“Fleksibilitas dalam bekerja sebagai agen Pegadaian menjadi salah satu daya tarik profesi ini,” ujarnya.
Agen lain dari Cirebon yakni Ismayati mengisahkan hal serupa. Berawal dari nasabah yang aktif melakukan gadai, ia akhirnya tertarik menjadi agen Pegadaian.
Kini, ia memiliki lebih dari 2.000 nasabah, dengan penghasilan mencapai Rp30 juta hanya dari fee harian dan poin untuk produk Pegadaian di luar tabungan emas.
Masa depan cerah
Bagi generasi muda, tabungan emas menawarkan lebih dari sekadar keuntungan finansial. Emas memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian ekonomi global, sekaligus menjadi sarana untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Dengan kemudahan akses dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh program tabungan emas, siapa saja, termasuk mahasiswa dan pekerja lepas, dapat mulai menabung logam mulia dengan nominal kecil sekalipun.
Di masa depan, investasi emas tidak hanya akan menjadi pilihan bagi mereka yang mencari keamanan, tetapi juga sebagai alat untuk mewujudkan impian dan meraih stabilitas finansial.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024