Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Jakarta menyelenggarakan perayaan Hari Nasional untuk memperingati 75 tahun berdirinya Republik Rakyat China dan bertepatan dengan 74 tahun hubungan diplomasi Indonesia-China.
Kuasa Usaha ad-interim China untuk Indonesia Zhou Kan mengatakan, Hari Nasional ke-75 itu menunjukkan bagaimana jauhnya kemajuan yang diraih bangsa China yang memiliki sejarah ribuan tahun tersebut.
“Selama satu dasawarsa terakhir ... China telah memasuki era baru perkembangannya, dan kami mulai mewujudkan (visi nasional) ‘Impian China’ dalam kebangkitan bangsa melalui jalan China menuju modernisasi,” ucap Zhou dalam peringatan Hari Nasional China di Jakarta, Kamis malam.
Menurut dia, di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping, kemajuan China saat ini ditopang oleh pembangunan berkualitas tinggi, swasembada teknologi dan keilmiahan, dan terobosan-terobosan baru dalam pengembangan teknologi.
Karena itulah, China kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua sedunia dan industri strategis yang kian berkembang, kata Zhou.
Baca juga: China intensifkan investasi untuk genjot permintaan domestik
Dia juga menyoroti bahwa sebagai sesama negara berkembang yang penting, kerja sama China dan Indonesia yang sudah baik saat ini harus terus dimajukan hingga masa mendatang.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili pemerintah RI mengatakan bahwa pendirian Republik Rakyat China 75 tahun yang lalu merupakan fase baru dalam sejarah bangsa China.
“Pendirian Republik Rakyat China menandai awalnya era transformasi yang ditandai dengan perubahan mendalam, pertumbuhan pesat, dan komitmen untuk terus melanjutkan pembangunan nasional,” ucap Airlangga.
Dia turut memuji semangat rakyat China dalam membangun negara dan mengawal kemajuan bangsa menuju masa depan yang lebih sejahtera sesuai dengan visi nasional mereka.
Hari Nasional China yang jatuh pada 1 Oktober adalah untuk memperingati proklamasi pendirian Republik Rakyat China oleh pemimpin pertama China Mao Zedong di Beijing pada 1949 usai perang saudara.
Baca juga: Puluhan pengusaha Jiangxi China jajaki peluang investasi di Indonesia
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024