Banda Aceh (ANTARA) - Kontingen Jawa Timur meraih juara umum cabang olahraga gantole setelah memborong lima medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024.

Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI, Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Senin, menyebutkan cabang olahraga gantole mempertandingkan delapan nomor.

Lima nomor yang direbut Jatim, yakni nomor ketepatan mendarat (KTM) kelas B, lintas alam (XC) perorangan kelas A, XC perorangan kelas B, XC beregu kelas A, dan durasi kelas A.

Jatim juga meraih dua medali perak, yakni di nomor KTM kelas A dan XC beregu kelas B, serta dua perunggu nomor XC kelas A dan durasi kelas A.

Jabar berada di peringkat kedua klasemen dengan satu emas di nomor KTM kelas A, dua medali perak, dan tiga medali perunggu.

Sedangkan Jateng di peringkat ketiga klasemen dengan satu emas di nomor XC beregu kelas B, dua perak, dan satu medali perunggu.

Di peringkat keempat, Kalimantan Timur dengan satu medali emas, menggeser DKI Jakarta yang meraih satu perak dan satu perunggu, diikuti Sumatra Barat dengan satu medali perak.

Setelah itu, berturut-turut Banten, Aceh, dan Kalimantan Selatan dengan perolehan masing-masing satu perunggu.

Jatim terakhir kali menjadi juara umum cabang olahraga gantole pada PON XVII Kalimantan Timur 2008, sedangkan juara umum PON XXI Papua 2021 adalah Jabar.

Pertandingan cabang olahraga gantole pada PON XXI Aceh-Sumut berlangsung di Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: Gantole - Kaltim boyong emas nomor durasi kelas B
Baca juga: Gantole - Jatim tambah emas di nomor durasi kelas A
Baca juga: Gantole - Dua medali emas diperebutkan di hari cadangan.
Baca juga: Gantole - Jatim dipastikan raih juara umum

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024