Roma (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada Kamis (19/9) mengatakan dirinya akan membahas kemungkinan inisiatif perdamaian baru untuk Gaza dengan lima negara Barat, yang dikenal sebagai kelompok Quint.

Quint adalah kelompok pembuat keputusan informal yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.

"Kami khawatir dengan situasi yang semakin memanas di Timur Tengah. Malam ini, saya akan berada di Paris untuk menilai situasi. Kelima negara akan bertemu dan melihat apakah inisiatif baru dapat diadopsi," kata Tajani kepada wartawan di Roma.

"Kami terus bekerja sama untuk perdamaian, gencatan senjata, dan pembebasan para sandera," tambah dia.

Tajani juga mengatakan dia tidak mengkhawatirkan tentara Italia yang ditempatkan di Lebanon selatan sebagai bagian dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

"Itu adalah misi perdamaian; Saya tidak melihat adanya risiko," katanya.

"Mereka bukan sasaran, masalahnya ada pada Hizbullah dengan Israel. Kami mengikuti situasi ini dengan penuh perhatian dan kepedulian. Kami berharap dapat mengadakan banyak pertemuan selama pekan PBB," tambahnya.

Kelompok Lebanon, Hizbullah, menuduh Israel berada di balik ledakan penyeranta yang terjadi pada Selasa dan bersumpah akan membalas aksi tersebut.

Belum ada komentar dari Israel mengenai ledakan penyeranta di sejumlah wilayah di Lebanon.

Ledakan itu terjadi di tengah meningkatnya perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak serangan mematikan Israel di Jalur Gaza.

Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 41.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Sekjen PBB: Komunitas internasional 'belum cukup berbuat" untuk Gaza
Baca juga: PBB desak negara berpengaruh bantu de-eskalasi usai ledakan di Lebanon
Baca juga: Jelang musim dingin, krisis kemanusiaan kian ancam warga Palestina
Baca juga: PBB: Ekonomi Gaza susut hingga 1/6 dari nilai sebelum diserbu Israel

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024