Beijing (ANTARA) - Dinas keamanan Taiwan sedang menyelidiki kasus peledakan penyeranta yang terjadi di Lebanon yang diduga berkaitan dengan perusahaan lokal Gold Apollo, kata Kepala Departemen Pertahanan Taiwan Wellington Koo, Kamis.
"Dinas keamanan Taiwan saat ini sedang menyelidiki isu ini dan menanggapinya secara serius. Departemen Pertahanan tidak terlibat dalam kasus ini," kata Wellington seperti dikutip Radio Taiwan International kepada wartawan.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan, Sun Li-fang, mengatakan bahwa kementerian tidak memiliki penjelasan atas tindakan Gold Apollo.
Pada hari Selasa, ledakan pager terjadi di berbagai bagian Lebanon.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan melukai hingga 2.800 orang.
Reuters pada Rabu (18/9) melaporkan bahwa badan intelijen Israel Mossad telah menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 penyeranta yang dipesan kelompok Lebanon Hizbullah dari Gold Apollo.
Namun, CEO Gold Apollo mengeklaim bahwa penyeranta yang meledak itu tidak ada hubungannya dengan produsen Taiwan tersebut, tetapi diproduksi dan dikembangkan oleh BAC Consulting KFT, yakni sebuah perusahaan Hongaria di bawah lisensi Gold Apollo.
Di saat bersamaan, perusahaan Hongaria itu mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pihaknya telah memberikan layanan konsultasi bisnis dan tidak terlibat dalam produksi penyeranta.
Media melansir bahwa penyeranta yang kerap digunakan Hizbullah merupakan sistem komunikasi rahasia paling kokoh terhadap peretasan.
Hingga kini penyebab ledakan tersebut masih belum diketahui. Sementara itu, otoritas Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Produsen setop produksi radio yang meledak di Lebanon 10 thn lalu
Baca juga: Pemerintah: Pager yang meledak di Lebanon 'tak pernah ada' di Hungaria
Baca juga: Pabrikan Taiwan sangkal penyeranta yang meledak di Lebanon buatannya
Baca juga: Lebanon liburkan semua institusi pendidikan setelah ledakan penyeranta
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024