Sudah delapan kali gempa bumi susulan, setelah gempa bumi utama yang terjadi dengan Magnitudo 4,6
Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Ternate, melaporkan hingga pukul 20:45 WIT terjadi gempa bumi susulan sebanyak delapan kali setelah gempa bumi magnitudo 5,6 melanda Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Kamis sore sekitar pukul 16:45 WIT.

"Sudah delapan kali gempa bumi susulan, setelah gempa bumi utama yang terjadi dengan Magnitudo 4,6," kata Petugas BMKG Kelas III Ternate Bayu Merdeka saat temui di ruang kerjanya, di Ternate, Kamus malam.

Dengan melihat lokasi gempa bumi terletak pada koordinat 2,25° LU ; 128,70° BT, atau tepatnya di laut pada jarak 50 kilometer Timur Laut Daruba, pada kedalaman 32 kilometer.

Dia mengatakan gempa bumi terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng laut Pasifik Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Baca juga: Puluhan rumah di Morotai rusak akibat gempa bumi 5,6 Magnitudo
Baca juga: BMKG: Gempa Morotai akibat aktivitas subduksi lempeng laut Pasifik


"Gempa bumi tersebut, berdampak dan dirasakan di Kabupaten Pulau Morotai dan Kabupaten Halmahera Utara dengan skala intensitas III-IV MMI, tetapi gempa bumi itu, tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Sementara dampak gempa bumi itu, dilaporkan sebanyak 25 unit rumah warga mengalami kerusakan yang tersebar di delapan desa dari dua Kecamatan yakni Kecamatan Morotai Timur dan Morotai Jaya.

Sementara tim sudah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pendataan dan pemantauan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Morotai, Muslim Djumati saat dihubungi dari Ternate.

Dia menjelaskan saat ini situasi di kabupaten itu masih terpantau aman, meski begitu warga diminta untuk tetap waspada terhadap gempa susulan.

"Kami meminta warga jangan panik, tetap tenang serta terus mengikuti informasi resmi dari Pemkab setempat maupun BMKG," katanya menambahkan.



 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024